Banyak Tambang Nikel Tutup di Luar Negeri, Apa Dampaknya ke Indonesia?

Mela Syaharani
13 Februari 2024, 16:40
nikel, harga nikel
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/Spt.
Foto udara pemukiman warga dan kawasan industri berbasis nikel Indonesia Morowali Industrial Park atau PT IMIP di Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah, Jumat (26/1/2024).
Button AI Summarize

Anjloknya harga nikel membuat sejumlah perusahaan tambang di negara produsen utama dunia menghentikan kegiatan produksi, seperti Glencore dan BHP di Australia. Lalu, bagaimana dampak dari hal ini terhadap pasar nikel dan Indonesia?

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (PERHAPI) Rizal Kasli mengatakan hingga saat ini belum ada pengaruh penutupan tambang-tambang nikel di negara lain terhadap pasar. Kendati demikian, Rizal menyebut Indonesia perlu memantau keadaan ini terus menerus.

Untuk di Indonesia kelihatannya untuk jangka pendek sampai tiga hingga empat tahun ke depan ini masih belum ada indikasi akan adanya penutupan tambang nikel,” ujarnya dalam Mining Zone CNBC Indonesia dikutip Selasa (13/2).

Meski tidak memberi efek apapun terhadap pasar nikel, namun Rizal menyampaikan penutupan ini tetap berpotensi memberi dampak jangka panjang. “Kalau dalam waktu yang lama itu tentu saja akan ada pengaruhnya, karena akan mempengaruhi pasokan dan permintaan.

Rizal menjelaskan, belum adanya dampak dalam jangka pendek ini disebabkan oleh jumlah biaya produksi nikel Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara lain.

“Jika dilihat mungkin sekitar empat hingga lima tahun ke depan kalau ini terus terjadi penutupan tambang nikel tentu saja akan terjadi ketidakseimbangan pasokan dan tentu saja dengan sendirinya akan mencari keseimbangan pasar baru. Sehingga untuk jangka panjang ini kita masih tetap bisa diandalkan,” ujarnya.

Guna mengantisipasi keadaan ini, Rizal menyebut perlu ada beberapa hal yang dipersiapkan atau diambil oleh pemerintah Indonesia. Pertama, melalui penemuan sumber dan cadangan nikel yang baru dengan melakukan eksplorasi, baik di area baru maupun di area yang sudah memiliki izin tambangnya.

“Kemudian perlu juga kita mengoperasikan tambang dalam kerangka efisiensi yang tinggi, artinya biaya produksi kita itu tetap lebih rendah dari biaya produksi dunia sehingga kita bisa tetap survive,” ucapnya.

Rizal mengatakan, penutupan tambang-tambang nikel di luar negeri ini diakibatkan oleh turunnya harga serta kelebihan pasokan nikel di pasar dunia.

“Sehingga pada level tertentu perusahaan-perusahaan yang di luar negeri tidak bisa melakukan operasi penambangan karena sudah mengalami kerugian. Sehingga langkah yang diambil bisa penutupan tambang ataupun bisa penutupan sementara,” kata dia.

Sebelumnya, menurut analisis Macquarie, bank investasi yang berbasis di Australia, berlebihnya pasokan dari Indonesia memaksa produsen di negara lain menutup tambang-tambang yang tidak menguntungkan.

Bahkan Washington dan Paris disebut panik lantaran pergolakan ini akan memberikan kontrol yang lebih besar kepada Cina atas sumber daya strategis tersebut.

Melihat keadaan ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan respon. “Ya biar saja tambang dunia tutup asal tambang kita gak ikut-ikutan,” ujar Luhut.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...