Rosneft Kena Sanksi, Menteri ESDM Akui Kilang Tuban Dalam Posisi Sulit
Kementerian ESDM menyatakan masih terus berupaya agar proyek grass root refinery (GRR) atau Kilang Tuban terus berjalan. Meski begitu Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui bahwa proyek ini dalam posisi sulit.
Hal ini lantaran Rosneft, perusahaan energi Rusia yang menjadi mitra dalam proyek ini, tersandung sanksi negara-negara barat atas invasi ke Ukraina. “Sedang kami upayakan, (saat ini) lagi susah,” kata Arifin saat ditemui di kantornya, dikutip pada Senin (25/3).
Sebagai informasi, kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019.
Arifin mengatakan sanksi negara-negara barat terhadap Rusia menyebabkan proyek ini mengalami masalah pendanaan. “Susahnya kan (perusahaan) Rusia, jadi tidak bisa jalan. Kalau kami jalan ya kami susah,” ujarnya.
Kendati demikian, Arifin menyebut pihaknya terus mencoba untuk menjaga proyek ini. “Sementara akan kami jaga, untuk keputusan akhir investasi nanti saya cek lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan kelanjutan Rosneft dalam proyek ini akan diketahui setelah keputusan akhir investasi (FID) pada Maret ini.
“Belum ada informasi ke saya. Setelah FID nanti kami lihat apakah kerja samanya akan diteruskan atau tidak,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM dikutip Selasa (13/2).
Pengelola proyek ini yaitu Kilang Pertamina Internasional bersama Rosneft, perusahaan migas asal Rusia. Pada proyek ini Pertamina menguasai saham 55%, sementara Rosneft 45%.
Kedua perusahaan kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) pada November 2017.
Mengenai kelanjutan proyek ini dan potensi pergantian calon partner Pertamina pada Kilang Tuban, Tutuka menyebut hal ini masih dalam pembahasan. “Masih dalam taraf internal mereka. Masih jauh lah kalau mengatakan tidak ada penggantinya,” ujar Tutuka.
Pada Februari lalu, PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) mengatakan belum ada pergantian mitra pada proyek Kilang Tuban. Corporate Secretary KPI Hermansyah C. Nasroen menyebut perusahaan masih bekerja sama dengan Rosneft.
“Pertamina melalui anak usaha KPI, yaitu Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) saat ini masih bersama Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban,” kata Hermansyah saat dihubungi Katadata.co.id pada Selasa (6/2).
Pada November 2023 PT KPI mengatakan FID proyek GRR atau Kilang Tuban akan terlaksana pada Maret 2024. “Untuk FID saat ini masih dalam progress,” ujar Hermansyah.