Harga Minyak Melonjak Lagi Imbas Kabar Rudal Israel Serang Iran

Mela Syaharani
19 April 2024, 10:50
rudal israel, iran
Twitter (X)/@HotSpotHotSpot
Rudal Israel dikabarkan menyerang sebuah lokasi di Iran.
Button AI Summarize

Harga minyak dunia melonjak pagi ini akibat meningkatnya kekhawatiran konflik di Timur Tengah usai munculnya kabar serangan rudal Israel ke Iran. Bloomberg menyebut, harga minyak mentah Brent berada di atas US$ 90 per barel secara tiba-tiba setelah sebelumnya sempat menurun.

Kenaikan harga minyak dipicu laporan-laporan yang belum terverifikasi mengenai ledakan di Iran, Suriah, dan Irak. Dilansir dari Bloomberg, Israel dalam laporan pada Kamis (18/4) mengatakan kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka berencana merespon Teheran (ibu kota Iran) dalam 24 hingga 48 jam.

Bloomberg menyebut, para trader telah bersiap-siap sepanjang minggu ini untuk respons Israel terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak dari Iran akhir pekan lalu. Retorika keduanya juga meningkat karena Iran memperingatkan agar tidak menyerang fasilitas nuklirnya. 

"Laporan-laporan yang belum dikonfirmasi mengenai serangan-serangan di Timur Tengah mungkin menunjukkan bahwa ketakutan-ketakutan terburuk telah menjadi kenyataan," kata kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura, Warren Patterson, dikutip dari Bloomberg Jumat (19/4).

Warren mengatakan keadaan saat ini mengarah ke skenario risiko pasokan. Pasar kemungkinan harus mulai menetapkan harga dengan premi risiko yang lebih besar.

Bloomberg mencatat, harga minyak mentah telah menguat tahun ini akibat konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah serta pengurangan pasokan dari organisasi negara pengekspor minyak dan sekutunya atau OPEC+ . 

Wilayah Timur Tengah menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan minyak mentah global. Harga yang lebih tinggi, jika terus berlanjut, akan meningkatkan risiko bagi perekonomian global dan menimbulkan tantangan bagi para gubernur bank sentral yang berusaha untuk menjinakkan inflasi.

Di antara laporan-laporan tersebut, ABC News menyebutkan informasi  terkait rudal-rudal Israel menghantam sebuah situs di Iran dari seorang pejabat AS. Sementara di Iran, kantor berita semi-resmi Fars melaporkan sebuah ledakan terdengar di pusat kota Isfahan. 

Secara terpisah, kantor berita Mehr mengatakan bahwa penerbangan telah ditangguhkan di Teheran, Isfahan dan Shiraz. “Kami terus menyoroti meningkatnya risiko bahwa perang ini akan naik ke tangga eskalasi," analis RBC Capital Markets LLC termasuk Helima Croft mengatakan dalam sebuah catatan sebelum lonjakan minyak mentah. 

Mereka menyebut pasokan minyak dapat terjebak dalam konflik yang bermetastasis ini. Sebagai informasi, Bloomberg mencatat bahwa selain kenaikan harga terjadi juga kenaikan volume perdagangan minyak. Lebih dari 170.000 lot Brent dan hampir 190.000 WTI diperdagangkan dalam empat jam pertama sesi ini, jumlah ini jauh lebih banyak dari biasanya. 

Senada dengan Bloomberg, Reuters juga mengabarkan bahwa harga minyak melonjak hampir US$ 3 per barel pada Jumat (19/4) sebagai reaksi atas laporan penyerangan rudal Israel terhadap sebuah situs di Iran. Serangan ini memicu kekhawatiran kemungkinan pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.

Reuters mencatat, pada 02.00 GMT hari ini, harga minyak Brent naik US$ 2,63 menjadi US$ 89,47 per barel, sedangkan minyak WTI AS naik US$ 2,56 menjadi US$ 84,66 per barel.

Kenaikan harga terjadi setelah sebelumnya harga minyak sempat turun. Harga minyak Brent turun 23 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 86,88 per barel pada pukul 00.37 GMT. Sementara Minyak mentah WTI AS turun 25 sen atau 0,3% menjadi US$ 82,48 per barel.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...