SKK Migas Targetkan 133 Proyek Migas Non-PSN Senilai Rp 58 T pada 2029
SKK Migas menargetkan industri hulu migas memiliki 133 proyek non-PSN (Proyek Strategis Nasional) pada 2029, dengan total investasi senilai Rp 58 triliun.
“Hingga tahun 2029 nanti, industri hulu migas telah memiliki total 133 proyek, dengan nilai total investasi sebesar US$ 3,76 miliar atau Rp 58 triliun,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/7).
Beberapa proyek tersebut telah berjalan seperti proyek Forel dan West Belut di Kepulauan Riau, dengan Medco Natuna Sea B sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Proyek ini ditargetkan onstream pada kuartal IV 2024 dengan produksi 10.000 barrel oil per day (BOPD) dan 50 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).
Kemudian, terdapat proyek Mako dengan KKKS West Natuna Exploration Ltd yang ditargetkan onstream pada kuartal IV 2025 dengan produksi 120 MMSCFD; proyek Ande-Ande Lumut (KKKS Prima Energy Natuna) yang ditargetkan onstream pada kuartal I 2028, dengan produksi 20.000 BOPD.
Keempat, yakni proyek Singa Laut dan Kuda Laut (KKKS Harbour Energy), untuk gas ditargetkan onstream pada kuartal IV 2026 dengan produksi sebesar 135 MMSCFD, sedangkan untuk minyak ditargetkan onstream pada kuartal IV 2028 dengan produksi sebesar 20.313 BOPD.
“Kondisi peningkatan investasi, aktivitas, dan banyaknya proyek baru di Indonesia juga memberikan tantangan dan peluang yang besar bagi para pemangku kepentingan di supply chain industry hulu migas,” kata Dwi.
Lebih lanjut, dari sisi investasi untuk PSN di sektor industri hulu migas ditargetkan mencapai US$ 37,2 miliar atau sekitar Rp 610 triliun dengan kurs yang berlaku saat ini.
Sebelumnya, Dwi mengatakan proyeksi investasi pada 2024 mencapai US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 263,79 triliun. Dwi mengatakan proyeksi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2023 yang mencapai US$ 13,7 miliar atau Rp 224,47 triliun.