Pemerintah akan Lelang Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei Akhir 2024
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan proyek pipa gas bumi Dumai-Sei Mangkei saat ini sedang dalam proses perencanaan untuk basic design.
“Targetnya nanti di akhir 2024 akan segera dilelangkan pelaksanaan pembangunannya, lelang pra-DIPA,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Maompang Harahap dalam webinar Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi yang dipantau secara daring pada Kamis (8/8).
Maompang menyebut, proyek pipa gas Dumai-Sei Mangkei ini bermanfaat untuk mendukung harga gas yang lebih terjangkau dengan toll fee yang lebih rendah, termasuk juga memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersial dan rumah tangga.
“Ini panjangnya kurang lebih 550 km, ini nanti pelaksanaan fisiknya ditargetkan dari 2025, 2026 dan 2027 nanti bisa diselesaikan,” ujarnya.
Pipa gas Dumai-Sei Mangkei ini akan mengalirkan gas jangka panjang yang berasal dari produksi wilayah kerja (WK) Andaman di utara menuju sisi selatan Pulau Sumatra.
Pembangunan pipa ini memiliki dua urgensi yakni pertama menjadi kunci integrasi pipa gas sepanjang Sumatra dan integrasi Sumatra-Jawa. Kedua, proyek ini dapat menyalurkan potensi gas bumi dari WK Andaman Aceh untuk dimanfaatkan di Sumatra dan Jawa.
“Proyek ini nanti akan mendukung harga gas yang lebih terjangkau dengan tol pengangkutan yang lebih murah, sehingga nanti bisa meningkatkan pemanfaatan gas bumi sebagai sumber energi yang lebih bersih, menuju net zero emission 2060,” kata Maompang.
Untuk diketahui, pipa gas Dumai-Sei Mangkei ini masuk dalam Program Strategis Nasioanl dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Pembangunan proyek ini diproyeksikan akan menelan anggaran senilai Rp 6,6 triliun.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, bahwa penyelesaian proyek pipa gas Dumai - Sei Mangkei ini menjadi bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, di mana ada potensi gas besar di Laut Andaman.
Sehingga bisa dimanfaatkan untuk industri-industri yang membutuhkan gas bumi. "Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di Lhokseumawe," kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (5/1).