PGN dan PIS Teken Kontrak Pengangkutan LNG dari Lapangan Donggi Senoro
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menandatangani kontrak dengan Pertamina Internasional Shipping (PIS) untuk pengangkutan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Kargo dari Lapangan Donggi Senoro menuju Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) Lampung.
Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan saat ini terdapat ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan gas untuk kebutuhan pelanggan yang berada di Jawa Bagian Barat, Sumatera Selatan dan Lampung.
“PGN memerlukan solusi alternatif pemenuhan gas bumi yaitu melalui LNG dari Donggi Senoro. Dengan sumber LNG tersebut berlokasi di Indonesia Timur, dibutuhkan kapal carrier LNG untuk mengangkut LNG menuju fasilitas FSRU Lampung,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Jumat (30/8).
Kontrak tersebut ditandatangani oleh Group Head Gas and LNG System Management PGN Tatit Sri Jayendra dan VP Gas PIS I Ketut Permadi Aryakumara pada Rabu, (28/8). Penandatanganan turut disaksikan oleh Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini serta Direktur Gas, Petrokimia dan Bisnis Baru PIS Arief Sukmara.
Rencananya, LNG akan diangkut ke FSRU Lampung pada pertengahan September 2024. Adapun kapal yang digunakan adalah Kapal Lady Eva, dengan total volume LNG yang diangkut sekitar 135.000 m3 atau setara dengan 3.159.000 MMBTU.
Ratih melanjutkan, LNG akan diregasifikasi di FSRU Lampung. Kemudian gas hasil regasifikasi akan dimasukkan ke dalam sistem Pipa Transmisi SSWJ yang menyalurkan gas menuju jaringan distribusi PGN dan selanjutnya disalurkan ke pelanggan.
“PGN terus berupaya dalam rangka mengamankan pasokan termasuk didalamnya menggandeng pihak-pihak potensial dan seluruh stakeholder, karena PGN tidak sepenuhnya bisa berjalan sendiri,” ujarnya.
Ratih menyebut PGN sangat berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, yang dalam kesempatan ini adalah PIS, sehingga alternatif yang memungkinkan untuk mendatangkan tambahan LNG dari Indonesia Timur bisa segera diwujudkan,” tutup Ratih.
Layanan Pasokan LNG
Sebelumnya, PGN meluncurkan layanan pemanfaatan LNG domestik untuk memenuhi kebutuhan industri di tanah air, yang terus meningkat. Permintaan pasar LNG tersebut cukup baik, yang terbukti dengan penyerapan industri pada tahap awal sebesar 15 BBTUD dan akan terus meningkat sesuai kebutuhan yang ada.
“Layanan beyond pipeline ini akan memperkuat integrasi infrastruktur sebagai modal untuk melayani seluruh sektor pelanggan termasuk industri,” ujarnya pada Rabu (22/5).
LNG dapat menjadi pertimbangan bagi industri dan ritel, apabila ada kebutuhan gas industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa.
PGN berkomitmen untuk tetap membantu pemenuhan kebutuhan energi sektor industri, sehingga industri diharapkan bisa terus tumbuh untuk memberikan efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional.
PGN ingin merealisasikan komitmen untuk memperluas pemanfaatan gas bumi ke wilayah-wilayah baru, terutama di wilayah yang belum mendapatkan jaringan infrastruktur maupun layanan gas pipa.
“Kami memahami kondisi geografis Indonesia, sehingga memang harus ada model penyaluran gas bumi yang lain yaitu beyond pipeline. Maka, LNG sangat feasible untuk keberlanjutan dan menjaga reliabilitas pasokan,” kata Ratih.
Menurut Ratih, PGN mendapatkan tambahan pasokan gas dari hasil regasifikasi LNG mulai Mei 2024. “Pasokan gas hasil regasifikasi ini didistribusikan PGN kepada pelanggan eksisting maupun baru,” ujarnya.
Sejak lama, gas hasil regasifikasi LNG FSRU Lampung telah disalurkan untuk sektor kelistrikan. Tercatat, volume penyaluran LNG FSRU Lampung pada periode Januari-April 2024 yakni sebesar 70.075 m3 pada 13 Februari 2024, 134.006 m3 pada 12 Maret 2024, dan 133.990 m3 pada 18 April 2024.
Kemudian, atas kerja sama dengan seluruh stakeholder, gas FSRU Lampung mulai dialirkan untuk industri yang kebutuhannya makin meningkat. FSRU Lampung memiliki kapabilitas untuk menjaga reabilitas dan permintaan kebutuhan gas.
Bersama infrastruktur terintegrasi pipa transmisi South Sumatera East Java (SSWJ), pemrosesan LNG di FSRU Lampung terus meningkat dalam melayani kebutuhan pelanggan dari tahun ke tahun.
Pada 2023, rata-rata penyaluran LNG FSRU Lampung sebesar 54,07 BBTUD dan sepanjang Januari-April 2024 naik menjadi 56,03 BBTUD.
“PGN sudah mengalirkan gas hasil regasifikasi LNG FSRU Lampung yang terintegrasi dengan SSWJ. Ketika kondisi pasokan fluktuatif, FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat menjadi backbone kestabilan layanan dan enabler supply point yang bersumber dari LNG,” kata Ratih.