ESDM: Investasi Hilirisasi Mineral di Maluku Utara Capai Rp 55 Triliun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan investasi yang masuk ke Maluku Utara dari program hilirisasi mineral sepanjang Januari-September 2024 mencapai Rp 55 triliun.
“Ini karena (hilirisasi) nikel dan kobalt untuk ekosistem kendaraan listrik,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot dalam siaran pers, dikutip Kamis (31/10).
Dengan hilirisasi, ia mengatakan, Maluku Utara kini tidak lagi mengekspor bahan mentah dalam bentuk bijih nikel. Selain itu, pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut juga terdongkrak. Pada 2023 angkanya mencapai 20,49%. "Maluku Utara menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2023, pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara ditopang oleh hilirisasi atau industri pengolahan yang mencapai 10,60%, disusul dengan pertambangan sebesar 7,97%. Kemudian diikuti sektor perdagangan sebesar 0,72%, sektor pertanian 0,62%, dan sektor lainnya sebesar 0,57%.
Yuliot mengatakan, program hilirisasi Indonesia tidak akan berhenti pada tahap pertama saja. Nantinya akan ada program lanjutan, yakni hilirisasi tahap kedua, ketiga, dan keempat. "Kementerian ESDM juga sudah memetakan pohon industri untuk melakukan proses hilirisasi yang lebih dalam lagi sehingga nilai tambah nyalebih besar," ucapnya.
Hilirisasi merupakan proses pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Di bidang pertambangan, hal ini dapat diartikan tidak hanya mengekspor mineral dalam bentuk mentah, tetapi juga memprosesnya menjadi barang-barang bernilai tambah, seperti logam olahan dan produk mineral lainnya.