Shell Bantah akan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia

Ringkasan
- Shell Indonesia membantah kabar tentang rencana penutupan seluruh unit SPBU di negara tersebut, menegaskan fokus pada kegiatan operasi SPBU bagi pelanggan mereka.
- Perusahaan memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia dan terlibat dalam bisnis lain di sektor hilir, seperti produksi pelumas dan operasi terminal penyimpanan bahan bakar, serta di sektor hulu sebagai operator Masela PSC yang mencakup lapangan gas Abadi.
- Shell global berencana menutup 1.000 lokasi SPBU di seluruh dunia dalam dua tahun ke depan untuk fokus pada peningkatan jumlah stasiun pengisian daya kendaraan listrik, sebagai bagian dari strategi transisi energi mereka, meningkatkan jumlah pengisi daya menjadi 200.000 lokasi di akhir dekade.

Shell Indonesia membantah kabar rencana penutupan seluruh unit stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPUB. Perusahaan migas asal Inggris ini mengaku masih fokus pada kegiatan operasi SPBU di Indonesia.
"Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar. Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami," Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea pada Minggu (24/11), seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan data di laman resmi perusahaan, Shell saat ini memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia. Selain SPBU, Shell juga memiliki pabrik pelumas dan terminal penyimpanan bahan bakar di gresik.
Raksasa minyak dunia ini sebelumnya berencana menutup 1.000 lokasi stasiun SPBU atau gas station miliknya di seluruh dunia selama dua tahun ke depan. Sebagai gantinya Shell akan fokus meningkatkan jumlah stasiun pengisian daya kendaraan listrik atau ev charging station.
“Kami meningkatkan jaringan ritel kami, dengan memperluas penawaran pengisian daya dan kenyamanan kendaraan listrik, sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pelanggan,” kata Shell dalam strategi transisi energi terbarunya, seperti dikutip dari Bloomberg pada Maret 2024.
Shell berencana mendivestasi sekitar 500 lokasi SPBU milik Shell, termasuk perusahaan patungan masing-masing pada 2024 dan 2025. Perusahaan yang bermarkas di London ini akan fokus pada pengisi daya umum, meningkatkan jumlahnya menjadi 200.000 lokasi pada akhir dekade ini dari sebanyak 54.000 lokasi yang ada pada saat ini.
Perusahaan juga akan meluncurkan teknologi ini di Cina, lokasi di mana Shell mengoperasikan lebih dari separuh stasiun pengisian ulang baterai yang ada saat ini, dan di Eropa yang permintaannya meningkat pesat.