Bisakah Indonesia Tutup Seluruh PLTU Batubara pada 2040?

Image title
12 Desember 2024, 19:50
pltu,
ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/nym.
Pengendara sepeda motor melintas di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten, Minggu (8/9/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo menargetkan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU batubara disetop seluruhnya pada 2040. Institute for Essential Services Reform alias IESR mengungkapkan cara untuk mencapai target ini.

“Mengakhiri operasional PLTU batubara pada 2040 dan 100% menggunakan energi terbarukan merupakan hal yang menantang, namun mungkin dilakukan," ujar Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam keterangan pers, Kamis (12/12).

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus meningkatkan penggunaan energi terbarukan dengan cepat menjadi 60 – 80 gigawatt atau GW dalam lima tahun ke depan. Lebih dari separuhnya bisa menggunakan energi dari tenaga surya.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS mendominasi kapasitas baru untuk penyebaran energi terbarukan, karena sumber dayanya melimpah dan biaya modal paling rendah. Selain itu, pengembangan teknologi ini relatif lebih cepat ketimbang teknologi energi terbarukan lain.

Tenaga surya dan angin merupakan sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten sering disebut sebagai hambatan utama untuk diintegrasikan ke dalam sistem tenaga listrik.

Fabby menilai tantangan itu dapat diatasi dengan mengoptimalkan pengelolaan beban, memperkuat dan memodernisasi jaringan listrik, membangun lebih banyak sistem penyimpanan energi, dan meningkatkan fleksibilitas jaringan listrik.

"Inisiatif ini akan memastikan pasokan energi ramah lingkungan yang stabil, menjaga keandalan sistem, dan meningkatkan ketahanan energi," ujarnya.

Sementara itu, Manajer Green Energy Transition Indonesia IESR Erina Mursanti, mengatakan Kebijakan Energi Nasional atau KEN, RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan perlu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional  alias RPJPN dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL, serta memuat target bauran energi terbarukan yang tinggi.

"Keselarasan kebijakan dan tingginya target energi terbarukan akan memberikan sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi pada pengembangan energi terbarukan," ujar Erina.

Pasalnya, pembangunan super grid yang menghubungkan Sumatera, Jawa - Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional atau RUKN 2023 – 2060 diperkirakan memerlukan investasi US$ 25 miliar untuk 50 ribu kilometer jaringan transmisi.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...