Daftar Perusahaan Migas yang Masuk Bisnis CCS dan CCUS di Indonesia


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan ExxonMobil untuk pengembangan sektor petrokimia dan teknologi penangkapan karbon atau CCS di Indonesia dengan nilai investasi US$ 10 miliar atau Rp162 triliun.
Data proyek IEA 2024 menunjukkan, beberapa perusahaan internasional juga berencana mengembangkan CCS dan carbon capture, utilization and storage (CCUS) di Indonesia.
“CCS diharapkan bisa mengurangi emisi karbon dioksida (co2) mencapai 90%. Kami berharap ini (proyek ExxonMobil) bisa menjadi proyek CCS pertama yang akan beroperasi di Indonesia,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya pada Rabu (22/1).
Melansir situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, CCS merupakan teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi karbon dioksida atau CO2 ke atmosfer.
Pemanfaatan CCS melalui tiga tahap, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).
Sedangkan CCUS adalah teknologi yang tidak hanya menangkap dan menyimpan karbon, tapi juga memanfaatkannya (utilization). CO2 yang sudah tertangkap nantinya diinjeksi ke dalam tanah untuk disimpan secara permanen.
Nantinya karbon dioksida ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk nilai tambah, seperti beton dan bahan kimia. Selain itu, CO2 yang tersimpan dapat dipakai untuk meningkatkan produksi minyak bumi di lapangan migas, melalui teknologi enhanced oil recovery (EOR).
Berdasarkan peta jalan Badan Energi Internasional (IEA), teknologi CCUS akan berkontribusi lebih dari 10% dari pengurangan emisi global pada 2050. Di Asia Tenggara, untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris, kebutuhan CCS/CCUS mencapai 35 juta ton CO2 pada 2030 dan lebih dari 200 juta ton CO2 pada 2050.
Berikut daftar perusahaan migas selain Exxonmobil yang berencana mengembangkan CCS:
Abadi CCS/CCUS
Perusahaan: Inpex Masela Ltd.
Pengumuman proyek: 2018
Target operasi: 2027
Estimasi kapasitas: 2,41 Mt CO2/yr
Kilang Balikpapan
Perusahaan: Pertamina dan Air Liquide
Pengumuman proyek: 2022
Target operasi: 2030
Estimasi kapasitas:1,4 Mt CO2/yr
Banggai ammonia plant Central Sulawesi (Blue Amonia CCS)
Perusahaan: Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation, PT Panca Amara Utama, ITB, Pertamina
Pengumuman proyek: 2021
Target operasi: -
Estimasi kapasitas:-
CCS Sakakemang
Perusahaan: Repsol, Petronas, MOECO
Pengumuman proyek: 2021
FID: 2024
Target operasi: 2028
Estimasi kapasitas: 0,5 Mt CO2/yr
Central Sumatera Basin CCUS hub
Perusahaan: Pertamina dan Mitsui
Pengumuman proyek: 2022
Target operasi: 2030
Estimasi kapasitas:-
Gas power CCUS MoU
Perusahaan: GE Vernova, CARBONCO, BP, PLN Nusantara (Jawa 1)
Pengumuman proyek: 2023
Target operasi: -
Estimasi kapasitas:-
Gemah field EOR
Perusahaan: Petrochina dan PT Gemilang Buana Utama
Pengumuman proyek: 2022
FID: 2025
Target operasi: 2031
Estimasi kapasitas:-
Gundih CCUS EGR
Perusahaan: Pertamina, ITB, JGC, J-Power, JANUS (supported by METI Japan)
Pengumuman proyek: 2020
Target operasi: 2030
Estimasi kapasitas: 0,3 Mt CO2/yr
JSA Pertamina Chevron East Kalimantan
Perusahaan: Pertamina, Chevron
Pengumuman proyek: 2023
Estimasi kapasitas: -
Sukowati CO2-EOR (Jambaran Tiung Biru gas processing)
Perusahaan: Pertamina, Lemigas, JAPEX (supported by METI), JOGMEC
Pengumuman proyek: 2020
FID: 2024
Target operasi: 2025
Estimasi kapasitas: 0,93 Mt CO2/yr
Sunda Asri Basin CCUS hub
Perusahaan: Pertamina, ExxonMobil
Pengumuman proyek: 2022
Target operasi: 2030
Estimasi kapasitas: -
Tambak Lorok Gas-Fired Power Plant
Perusahaan: JERA, JGC Holdings, PLN
Pengumuman proyek: 2023
Estimasi kapasitas: -
Tangguh CCUS hub
Perusahaan: BP
Pengumuman proyek: 2023
Estimasi kapasitas: -
West Java sea rig-to-CCS JSA
Perusahaan: Pertamina, KNOC
Pengumuman proyek: 2024
Estimasi kapasitas: -
Proyek CCS ExxonMobil di Indonesia
Penandatanganan MoU antara pemerintah dan Exxonmobil sebelumnya dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Elen Setiadi dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil) Zoe Barinaga di Jakarta, Rabu (22/1).
Dia menyampaikan pihaknya akan segera membentuk satgas bersama untuk mendorong realisasi investasi ExxonMobil pada industri petrokimia dan CCS
Dia menyebut Exxonmobil sedang mempertimbangkan untuk membuat fasilitas CCS yang besar. “Kapasitasnya 3 juta ton, sedang mencari lokasi tepatnya. Sekitar Sunda Asri, antara Selat Sunda dan Laut Jawa,” kata Susiwijono.
ExxonMobil sebelumnya menandatangani kerja sama pengembangan CCS di Indonesia bersama PT Pertamina (Persero) pada Mei 2024. Keduanya sepakat untuk melakukan kegiatan pendahuluan (preliminary activities) untuk HOA Implementation on CCS Hub Development.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan dan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan kerja sama CCS ini masih dalam tahap studi. “Pertamina dan ExxonMobil itu studi mengenai kapasitas yang dapat disetor di cekungan Sunda Asri dan rencana nanti mengenai pengembangan infrastrukturnya juga,” kata Jodi saat ditemui dalam acara IPA Convex di ICE BSD City pada Rabu (15/5).