Bahlil Beri Izin Ekspor 1 Juta Ton Konsentrat Tembaga Freeport selama 6 Bulan


Pemerintah telah menerbitkan regulasi pemberian persetujuan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Peraturan menterinya sudah saya terbitkan, berdasarkan hasil keputusan rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden (Prabowo Subianto),” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/3).
Regulasinya termuat dalam Peraturan Menteri ESDM RI Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2024 Tentang Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.
Bahlil mengatakan pemberian izin relaksasi ekspor untuk PTFI akan berlaku enam bulan sejak proses penerbitan izin diberikan. Kuotanya sekitar satu juta ton.
Bersamaan dengan itu, pemerintah akan melihat perkembangan perbaikan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. yang terbakar setiap tiga bulan. Progres perbaikan pabrik pengolahan dan permunian ini menjadi syarat Freeport mendapatkan izin ekspor.
Pengajuan Kuota Freeport
Freeport sebelumnya optimistis pemerintah akan mengabulkan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga. Perusahaan berharap izin segera keluar karena kapasitas gudang penyimpanannya penuh pascakebakaran pada fasilitas pemurnian (smelter) di Gresik, Jawa Timur.
"Kami berharap izin ekspor konsentrat tembaga yang diberikan mencapai 1,3 juta ton sampai Desember 2025," kata Direktur Utama PTFI Tony Wenas usai memberikan paparannya dalam acara IDE Katadata 2025 di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (18/2).
Permohonan perpanjangan izin tahun ini naik 54,67% daripada kuota lalu. Pada 2024, pemerintah memberikan relaksasi ekspor sebanyak 840 ribu ton. Saat ini Freeport belum memiliki pembeli siaga untuk konsentrat yang mengendap di gudangnya.
Ia tidak khawatir dengan kondisi ini karena pasar tembaga global cukup terbuka. "Saat diberikan izin ekspor, kami baru akan mencari pembeli," ucap Tony.
Permohonan perpanjangan izin tahun ini naik 54,67% daripada kuota lalu. Pada 2024, pemerintah memberikan relaksasi ekspor sebanyak 840 ribu ton.
Saat ini Freeport belum memiliki pembeli siaga untuk konsentrat yang mengendap di gudangnya. Ia tidak khawatir dengan kondisi ini karena pasar tembaga global cukup terbuka. "Saat diberikan izin ekspor, kami baru akan mencari pembeli," ucap Tony.