SKK Migas Minta Keputusan Akhir Investasi Blok Masela Dimajukan ke 2026


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta agar keputusan akhir investasi (FID) proyek Blok Masela dapat diselesaikan pada 2026 atau maju dari target awal yang dipatok 2027.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan percepatan FID dimungkinkan karena melihat progres pembangunan elemen-elemen proyek Blok Masela.
“Tahun ini kan OLNG ditargetkan 40%, SURF mencapai 80%, ekspor pipa gas 80%, jadi kami percepat targetnya sehingga tahun depan bisa selesai (pengerjaannya) lalu FID,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta pada (9/4).
Djoko menyebut FID ini berpotensi selesai pada pertengahan 2026, namun hal ini masih bergantung dari penyelesaian pembangunan elemen di atas.
Selain FID, Djoko juga turut menyebutkan bahwa Inpex Masela selaku operator proyek ini akan segera menandatangani Head of Agreement (HoA) untuk jual beli gas domestik. Penandatanganan ini direncanakan terlaksana dalam gelaran The 49 IPA Convex 2025.
“HoA ini ada dengan PLN, Pupuk Indonesia, dan PGN,” ujarnya.
Disurati SKK Migas
INPEX Masela Ltd. sebelumnya merespons surat peringatan pertama yang dikeluarkan oleh SKK Migas kepada perusahaan. SKK Migas mendorong INPEX segera memulai produksi gas di Lapangan Abadi Masela.
Perusahaan menngaku telah berkoordinasi dengan SKK Migas terkait surat tersebut. “Kami akan terus fokus pada pekerjaan pengembangan Lapangan Abadi yang saat ini sedang dilaksanakan,” demikian pernyataan perusahaan kepada Katadata.co.id, Kamis (13/2).
Perusahaan berjanji akan melanjutkan pekerjaan sesegera mungkin setelah mendapatkan persetujuan revisi kedua rencana pengembangan (POD) I pada 28 November 2023. Inpex menyebut, saat ini telah menyelesaikan pekerjaan lapangan berupa survei G&G darat pada akhir Desember lalu.
“Sedangkan survei G&G lepas pantai sudah dalam tahap akhir, dan diperkirakan selesai sekitar akhir Februari 2025,” kata Inpex.
Inpex juga memastikan secara paralel sedang melakukan proses pengadaan atau tender empat FEED meliputi fasilitas SURF/FPSO/GEP/OLNG. Dia menyebut, INPEX juga telah menyelesaikan dokumen ANDAL dan RKL-RPL yang nantinya diperlukan untuk memperoleh penerbitan Surat Kelayakan Lingkungan dan Surat Persetujuan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
“INPEX bersama dengan mitra, tetap berkomitmen penuh untuk memajukan Proyek Abadi dan bekerja merealisasikan proyek ini dengan koordinasi yang erat bersama pemerintah dan pemangku kepentingan terkait,” ucapnya.
Menteri Bahlil Minta Proyek Dikebut
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia meminta INPEX segera memulai pekerjaan ke arah produksi pada tahun ini. Ia mengancam akan mencabut konsesi Blok Masela jika tak kunjung berprogres.
Bahlil mencatat, Inpex telah memegang konsesi Blok Masela sejak 1998 atau 26 tahun tetapi belum menerbitkan rencana pengembangan lapangan migas atau POD. Menurutnya, ancaman tersebut juga akan dilayangkan kepada investor yang telah selesai melakukan eksplorasi pada 300 sumur migas.
"Saya sudah bikin surat yang isinya kalau tahun ini tidak melakukan pekerjaan untuk produksi, ya mohon maaf, kami akan cabut konsesi. Kami akan mengevaluasi semua sumur migas untuk kebaikan investor, rakyat, bangsa, dan negara," kata Bahlil akhir Januari lalu.