Bahlil: Pengurangan Impor BBM Singapura Sampai 60%, Dilakukan secara Bertahap


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia akan melakukan pengurangan impor bahan bakar minyak atau BBM dari Singapura secara bertahap. Rencananya pengurangan ini akan diberlakukan mulai enam bulan ke depan atau akhir 2025.
“Bertahap, mungkin pengurangan bisa sampai 50%-60% porsi. Mungkin suatu saat akan nol impornya, kenapa tidak,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/5).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah impor produk pengolahan minyak dari Singapura sepanjang 2024 mencapai 19 miliar kilogram. Jumlah tersebut senilai US$ 21,52 miliar atau Rp 355,39 triliun.
Bahlil menyebut dalam rencana pengalihan impor ini tidak ada kontrak yang diputus. “Impor itu spot. Barangnya ada, lalu dibeli. Jadi bukan berarti putus kontrak dalam waktu sekian,” ujarnya.
Porsi impor BBM Singapura ini akan dialihkan ke negara lain, salah satunya Amerika Serikat. “Kami sudah mempunyai perjanjian dengan AS. Salah satu yang kami tawarkan adalah membeli beberapa produk dari mereka, seperti BBM, minyak mentah, dan LPG (elpiji),” ujarnya.
Alasan Kurangi Impor BBM dari Singapura
Bahlil menyebut ada dua alasan pengalihan impor tersebut, yang pertama berkaitan soal harga. “Saya cek kok harganya sama jika dibandingkan negara Timur Tengah. Harganya harusnya lebih murah dong. Masa barang dekat, dia bikin lebih mahal,” katanya
Selain harga, pengurangan impor BBM ini juga dilandasi oleh faktor geopolitik dan ekonomi dunia. Dalam kondisi saat ini, menurut dia, Indonesia perlu menciptakan keseimbangan dengan negara lain.
Pengurangan porsi impor BBM dari Singapura akan dilakukan mulai enam bulan ke depan. Namun rencana ini tidak langsung dijalankan karena masih menunggu Pertamina membangun akses untuk kapal impor skala besar dapat masuk ke Indonesia.
“Sekarang Pertamina sedang membangun dermaga-dermaga yang bisa dimasuki kapal impor skala besar. Kalau dari Singapura kapalnya kecil-kecil. Itu juga salah satu alasan (pengurangan impor),” ujarnya.
Bahlil menyebut dengan tersedianya dermaga yang besar bisa membuat kegiatan impor BBM dilaksanakan dalam sekali angkut. “Maka pelabuhannya diperbesar dan kedalamannya harus dijaga,” ucapnya.