Perang Israel-Iran Masuk Hari Ke-6, Harga Minyak Dunia Terus Naik


Harga minyak acuan dunia naik tipis pada awal perdagangan Rabu (18/6). Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga minyak naik 4% karena kekhawatiran konflik Iran-Israel dapat mengganggu pasokan.
Harga minyak acuan Brent naik 19 sen, atau 0,25%, menjadi US$ 76,64 per barel pada pukul 00.29 GMT. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen, atau 0,31%, menjadi $ 75,07 per barel.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan kepada Iran untuk menyerahkan diri tanpa syarat dan memperingatkan bahwa kesabaran Amerika mulai menipis. Perang antara Israel dan Iran memasuki hari keenam.
“Militer AS sedang mengerahkan lebih banyak pesawat tempur ke wilayah tersebut untuk memperkuat pasukannya,” kata tiga pejabat dikutip dari Reuters, Rabu (18/6).
Analis mengatakan, sebagian besar pelaku pasar khawatir tentang potensi gangguan pasokan di Selat Hormuz, yang mengangkut seperlima minyak laut dunia. Terlebih. ada dua kapal tanker minyak bertabrakan di dekat selat dan terbakar pada Selasa lalu.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris telah memperingatkan pada Senin (16/6) bahwa gangguan elektronik mempengaruhi sistem navigasi kapal.
Iran merupakan negara produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan produksi sekitar 3,3 juta barel per hari (bph) minyak mentah. Namun, analis mengatakan anggota lain OPEC dapat menggunakan kapasitas cadangan mereka untuk menggantikan penurunan produksi Iran guna menghadapi kekhawatiran pasokan.
Pelaku pasar juga menantikan hari kedua pembahasan Federal Reserve AS pada Rabu, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan semalam dalam kisaran 4,25%-4,50%.
Analis pasar Tony Sycamore mengatakan, konflik di Timur Tengah dan risiko perlambatan pertumbuhan global dapat mendorong Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli, lebih awal dari perkiraan pasar saat ini yang menargetkan penurunan bunga terlaksana pada September.
“Situasi di Timur Tengah dapat menjadi katalis bagi The Fed untuk bersikap lebih dovish, seperti yang dilakukannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023,” kata Sycamore.
Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Namun, keputusan The Fed juga dipengaruhi oleh fakta bahwa konflik di Timur Tengah menciptakan sumber inflasi baru melalui lonjakan harga minyak.
Mengutip data American Petroleum Institute, stok minyak mentah dan bensin AS turun pekan lalu, sedangkan stok distilat naik.