ESDM Ungkap 60% SPKLU di Indonesia Masih Pakai Sumber Listrik dari Batu Bara

Mela Syaharani
31 Juli 2025, 14:54
Pelanggan mengisi daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Medan, Sumatera Utara, Senin (14/4/2025). PT PLN (Persero) mencatat jumlah transaksi di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pada periode Lebaran
ANTARA FOTO/Yudi Manar/nym.
Pelanggan mengisi daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Medan, Sumatera Utara, Senin (14/4/2025). PT PLN (Persero) mencatat jumlah transaksi di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pada periode Lebaran 2025 mencapai 80.970 transaksi atau meningkat dibanding Lebaran 2024 sebanyak 16.513 transaksi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan hingga saat ini mayoritas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) masih menggunakan listrik dari batu bara sebagai sumber energi. Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Kementerian ESDM, Haris, mengatakan pemerintah akan mengurangi porsi batu bara dalam sistem SPKLU.

“Sekitar 60% batu bara, tapi kami akan mengurangi porsi dan tidak membuka lagi kontrak pasokan listrik dari PLTU,” kata Haris dalam acara Diskusi Connect, Daur Ulang Baterai untuk Ekosistem Kendaraan Listrik Berkelanjutan, Kamis (31/7).

Berdasarkan data PT PLN (Persero), jumlah SPKLU yang telah beroperasi hingga 2024 mencapai 3.233 unit dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Haris menyebut sebagai gantinya pemerintah akan menggantikan pasokan PLTU batu bara dengan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) seperti PLTS. Hal ini juga untuk menunjang tercapainya target net zero emission pada 2060.

Pada RUPTL hingga 2034,Indonesia ditargetkan memiliki pembangkit listrik dengan sumber EBT sebanyak 42 gigawatt. Target ini harapannya bisa tercapai karena PLTU tidak lagi dibangun dan kontraknya tidak diperpanjang.

Meski sudah tidak ada pembangunan PLTU baru, Haris mengatakan pemerintah masih memberi kelonggaran bagi pembangunan PLTU terintegrasi. “Tetapi ada kewajibannya, dalam waktu 10 tahun beroperasi harus mengurangi emisi dari PLTU sebesar 35%,” ujarnya.

Kementerian ESDM sebelumnya menargetkan pembangunan 63.000 SPKLU di seluruh Indonesia pada 2030. Target ini ditetapkan untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik yang diproyeksikan mencapai 943.000 unit roda empat pada periode tersebut. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, menyatakan bahwa jumlah SPKLU akan meningkat signifikan dibandingkan kondisi saat ini.

“Direncanakan SPKLU itu sebanyak sekitar 63.000 unit. Kalau dari jumlah sekarang, kemungkinan ini meningkat 10 kali lipat kira-kira,” ujarnya dalam sebuah webinar di Jakarta, Selasa (18/2). 

Pemerintah berharap dengan peningkatan jumlah SPKLU, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian besar masih diimpor dapat ditekan. “Menghemat penggunaan BBM, kita bisa menghemat 66.000 barel per hari,” kata Jisman.

Selain manfaat ekonomi, peningkatan kendaraan listrik dan infrastruktur SPKLU juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon. “Menurunkan emisi hingga 1 juta ton CO2 ekuivalen per tahun,” ujar Jisman. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...