SKK Migas Targetkan Desain Awal Proyek Gas Abadi Blok Masela Rampung Akhir 2025
Anak perusahaan INPEX Corporation, INPEX MASELA, LTD secara resmi memulai tahapan desain rekayasa awal atau Front-End Engineering Design (FEED) Proyek LNG Abadi, Blok Masela pada Kamis (28/8). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan tahapan FEED rampung akhir tahun ini.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan target ini ditetapkan berdasarkan arahan Kementerian ESDM dan disepakati oleh semua pihak. “Semua ini akan dilakukan secara paralel, kami asumsikan (FEED) selesai pada tahun ini juga. Lebih kurang tiga bulan,” kata Djoko dalam Peresmian Fase FEED Proyek LNG Abadi, Kamis (28/8).
Menurut Djoko, penetapan target penyelesaian FEED ini mengacu pada kinerja perusahaan ENI di proyek hulu migas. Perusahaan energi asal Italia tersebut berhasil menyelesaikan proses FEED selama tiga bulan.
Selain FEED, Djoko menyebut secara bersamaan operator proyek Masela juga akan merampungkan masalah tender hingga perizinan. Dia menjamin seluruh perizinan dapat terselesaikan tahun ini.
“Alhamdulillah tim terpadu soal AMDAL berjanji akan diselesaikan pada September,” ujarnya.
Djoko juga menyebut seluruh aspek keuangan untuk proyek ini sudah dalam kondisi siap. Proyek yang memiliki cadangan gas 18,54 triliun kaki kubik (TCF) ini telah melakukan penandatanganan jual beli gas dengan pembeli dalam negeri non binding.
“Kami sudah tanda tangan kemarin dengan PLN dan berharap dapat melakukan hal yang sama dengan pembeli LNG dari luar negeri,” ucapnya.
Lapangan Abadi Masela sudah masuk sebagai salah satu proyek strategis nasional sejak 2017 lalu. Djoko menyebut dalam proyek ini akan dimaksimalkan penggunaan TKDN atau lokal konten.
“Selama menggunakan TKDN yang cukup besar baik tenaga kerja dan barang maka SKK Migas tanpa lama-lama akan langsung menyetujui terkait biayanya,” katanya.
Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train likuefaksi LNG di darat dengan total kapasitas produksi sebesar 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari (BCPD).
INPEX mengelola Lapangan Gas Abadi dengan partisipasi 65%, bersama mitra Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%).
Sebelum memulai fase FEED secara keseluruhan di proyek ini, Inpex sebelumnya telah memulai tahap FEED untuk Onshore LNG (OLNG) pada April 2025.
“Kami melihat momentum ini sebagai sinyal positif bagi kelanjutan pembangunan lapangan Abadi, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional. Proyek ini ditunggu-tunggu karena perannya sangat vital dalam mendukung ketahanan energi nasional,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas Djoko Siswanto dalam sambutannya di Jakarta pada Rabu (9/4).
