Bahlil Ungkap Freeport Belum Ajukan Revisi RKAB Usai Longsor di Tambang Grasberg
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa hingga saat ini PT Freeport Indonesia (PTFI) belum mengajukan revisi terhadap rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2025, pasca insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada September lalu.
“Sampai sekarang kami belum ada revisi RKAB untuk PTFI. Kami doakan agar penataan pasca musibah bisa segera selesai,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia usai acara Mineral dan Batu Bara Convex 2025, Rabu (15/10).
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno menjelaskan bahwa longsor yang menyebabkan masuknya sekitar 800 ribu ton lumpur ke area tambang berdampak signifikan terhadap kinerja produksi Freeport.
“Insyaallah PNBP bisa kita capai, tapi dampak produksinya mungkin hanya tersisa sekitar 30%–40% dari kapasitas produksi,” kata Tri dalam kesempatan yang sama.
Ia juga membenarkan bahwa insiden tersebut membuat operasional fasilitas peleburan dan pengolahan tembaga (smelter) milik Freeport ikut berhenti karena tidak ada pasokan konsentrat.
Smelter Freeport di Gresik Berhenti Beroperasi
Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengonfirmasi bahwa smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, tidak beroperasi sejak insiden longsor terjadi.
“Sekarang operasionalnya bisa dikatakan berhenti karena konsentratnya nggak ada,” kata Tony Wenas dikutip dari Antara, Rabu (15/10).
Sejak longsor, Freeport menghentikan seluruh kegiatan tambang untuk memfokuskan sumber daya pada proses evakuasi tujuh orang pekerja yang terjebak di area tambang.
“Kami sekarang ini seluruhnya sedang dalam tahap berhenti produksi dari tanggal 8 September. Seluruh tambang kami semuanya berhenti,” ujar Tony.
Ia menambahkan, penghentian produksi juga berdampak pada tidak adanya pasokan konsentrat ke smelter Gresik. Saat ini, perusahaan masih mencari opsi agar produksi bisa kembali berjalan meski tidak penuh.
“Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter,” ucapnya.
Implikasi dari terhentinya operasional tambang Freeport selama lebih dari sebulan terhadap realisasi produksi perusahaan saat ini masih dalam proses perhitungan.
Tony menyampaikan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah restorasi tambang setelah rampungnya proses evakuasi tujuh korban. “Kami masih fokus sekarang pada restorasi, investigasi, dan evaluasi,” ujar Tony.
