Bahlil: Ada Dua Opsi Investor Asing yang Siap Garap Proyek DME Batu Bara RI

Mela Syaharani
28 Oktober 2025, 14:07
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat membuka Mineral dan Batu bara Convention - Expo (Minerba Convex) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu (15/10/2025). Pameran pertambangan mineral dan batu bara itu di
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat membuka Mineral dan Batu bara Convention - Expo (Minerba Convex) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu (15/10/2025). Pameran pertambangan mineral dan batu bara itu digelar sebagai wadah kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri dalam mendorong transformasi sektor pertambangan ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan serta meningkatkan peluang investasi di sektor pertambangan nasional.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini ada dua opsi calon investor penggarap DME. Satu berasal dari Cina, lalu yang kedua adalah investor gabungan antara Korea Selatan dan Eropa.

Namun demikian, hingga saat ini belum ada keputusan final terkait investor mana yang akan menggarap proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini ditargetkan mulai berjalan lagi pada 2026.

“Kami belum finalkan (investor) DME, sekarang kami sedang lakukan studi kelayakan (FS) dengan teknologinya,” kata Bahlil saat ditemui usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10).

Bahlil menjelaskan meskipun belum ada investor, rencana proyek ini tidak menghadapi masalah. Sebab, bahan baku hilirisasi menjadi DME adalah batu bara dengan nilai kalori rendah yang jumlah cadangannya banyak di Indonesia.

“Teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien, semakin lama teknologi juga berinovasi jadi lebih baik,” ucapnya.

Proyek DME ini termasuk dalam salah satu dari  18 Proyek Prioritas yang diserahkan Dokumen Pra Studi Kelayakan (FS) ke Danantara pada beberapa  bulan lalu. Secara rinci, 18 proyek tersebut terdiri atas 8 proyek hilirisasi mineral dan batubara, 2 proyek transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian, serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan. 

Di sektor hilirisasi minerba, 6 proyek di antaranya merupakan hilirisasi batu bara senilai Rp 164 triliun. Rencananya keenam proyek ini akan berada di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin.

Investor Cina

Peluang pemilihan investor Cina sebelumnya pernah diungkapkan. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno mengatakan Indonesia segera memulai proyek hilirisasi batu bara menjadi DME dengan perusahaan asal Cina. 

“Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama kami akan memulai untuk DME dan itu menggunakan batu bara kualitas rendah,” kata Tri dalam acara Energi dan Mineral Festival 2025, Kamis (31/7).

Tri belum mau merinci siapa perusahaan yang akan memulai proyek DME ini. Menurutnya hal ini akan terungkap ketika seluruh aspek sudah terperinci, maka publik lambat laun akan mengetahui perusahaan mana yang dimaksud. 

Dia mengatakan sebetulnya ada banyak perusahaan yang mengajukan untuk pengembangan DME di Indonesia, namun pemerintah akhirnya memutuskan memilih perusahaan Cina ini karena paling logis.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...