Amman Mineral Buka Peluang Jual Konsentrat Tembaga ke Freeport

Mela Syaharani
4 November 2025, 16:50
amman mineral nusa tenggara, freeport
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Kepulan asap keluar dari cerobong pabrik smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Kamis (31/10/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Amman Mineral Nusa Tenggara membuka peluang menjual hasil tambang berupa konsentrat tembaga ke berbagai pihak, salah satunya ke PT Freeport Indonesia. 

“Kami terbuka melakukan penjualan ke siapa saja selama memberikan keuntungan untuk kedua pihak,” kata Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau saat ditemui usai acara CEO Insight di Hutan Kota Plataran, Jakarta, Selasa (4/11).

Freeport saat ini membutuhkan konsentrat untuk diolah di pabrik pemurniannya alias smelter di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan sejak September lalu tidak dapat memproduksi konsentrat karena tambah bawah tanah di Grasberg Block Cave, Mimika, Papua Tengah, mengalami longsor. 

Sedangkan Amman mengalami kondisi kahar di smelter-nya berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pabrik pengolahan ini sempat berhenti beroperasi pada Juli dan Agustus 2025.

Karena konsentrat tidak dapat diolah, perusahaan mendapat rekomendasi izin ekspor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Izin ini berlaku selama enam bulan atau hingga April 2026 dengan total kuota 480 ribu ton. 

Rachmat mengatakan perusahaan akan memaksimalkan ekspor sesuai dengan surat rekomendasi yang dikeluarkan Kementerian ESDM. Saat ini Amman sedang menunggu Kementerian Perdagangan agar menerbitkan surat persetujuan ekspor.

“Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan (keluar SPE). Begitu keluar kami akan langsung ekspor (konsentrat),” ujarnya.

Amman berencana mengekspor konsentrat tembaga ke sejumlah negara, seperti Korea Selatan, Jepang, Cina, Filipina, dan beberapa negara potensi lainnya.

Smelter Amman

Rachmat mengatakan smelter  Amman saat ini sudah mulai beroperasi, namun baru akan mencapai kondisi maksimal pada 2026. "Secepatnya kami ingin smelter beroperasi maksimal karena kalau ekspor terkena pajak, sedangkan jika diolah domestik tidak terkena pajak. Tetap menguntungkan untuk pakai smelter,” ujarnya.

Sesuai laporan kinerja sembilan bulan 2025, perusahaan menargetkan produksi 430 ribu metrik tok konsentrat tembaga pada 2025, dengan kandungan sekitar 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas. Target ini sudah mempertimbangkan produksi dari cadangan dan bijih segar berkadar rendah dari fase penambangan Fase 8.

Hingga 30 September 2025, produksi konsentrat mencapai 310.143 metrik ton. Sebanyak 273.506 metrik ton telah dialokasikan ke fasilitas smelter. Total inventaris konsentrat per akhir September 2025 tercatat 226.637 metri tok. Sebagian konsentrat ini akan diekspor, sisanya diolah di smelter seiring kemajuan perbaikan fasilitas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...