PGN Perlu 19 Kargo LNG untuk Penuhi Kebutuhan 2026

Mela Syaharani
17 November 2025, 20:07
lng, pgn, gas
123RF.com/Artinun Prekmoung
Ilustrasi LNG
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat perusahaan memerlukan 19 kargo gas alam cair (LNG) untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pada tahun depan. LNG ini nantinya akan melalui proses regasifikasi sebelum disalurkan kepada pelanggan.

“Saat ini kami sudah dapat mengamankan 14 kargo LNG,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (17/11).

Kebutuhan kargo LNG bagi PGN berfungsi sebagai sumber gas di tengah menurunnya pasokan yang berasal dari hulu. Hal ini terjadi akibat penurunan alami  dari sumber-sumber produksi gas yang memang sudah tua.

Arief mengatakan, terpenuhinya 14 kargo ini berasal dari alokasi gas yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Sementara itu, 5 kargo kebutuhan lainnya masih dalam proses pembahasan bersama Kementerian ESDM dan SKK Migas. Dia mengatakan saat ini PGN menguasai mayoritas atau 95% dari keseluruhan infrastruktur gas di Indonesia. Adapun 5% lainnya dikuasai oleh pihak swasta.

Kebutuhan Kargo LNG Semester 1 2025

Berdasarkan catatan SKK Migas, di sepanjang semester 1 2025 mereka telah memenuhi  kebutuhan 16 kargo LNG bagi PGN dan PLN dari dalam negeri. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebut Indonesia saat ini belum membutuhkan impor LNG.

“Saat ini belum perlu impor, pasokan untuk kebutuhan April dan Mei Alhamdulillah sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/4). 

Kendati demikian, pemerintah saat ini sedang mengevaluasi untuk melihat apakah impor LNG diperlukan atau tidak.  “Kebutuhan kuartal II insya Allah aman, nanti kami lihat untuk kuartal III dan IV apakah perlu impor atau tidak,” ucapnya. 

Indonesia juga mengalihkan pasokan 5 kargo LNG yang awalnya diekspor, namun, akhirnya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan domestik. Pasokan LNG ini berasal dari Lapangan Donggi Senoro, Tangguh, dan Bontang. 

“Bapak Menteri sudah tanda tangan juga, tapi memang harga (LNG) nya agak tinggi ya, 17,4% (lebih mahal),” kata Djoko.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan LNG untuk domestik juga dimaksimalkan melalui pengurangan ekspor gas ke Singapura. Pasokan ekspor gas Singapura dari Sumatra akan dialihkan melalui gas pipa dari Natuna.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...