Kepala BKPM Akui Realisasi Investasi 2018 Mengecewakan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengakui realisasi investasi pada tahun lalu mengecewakan. Hal itu turut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia gagal mencapai target.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja menyampaikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2018 sebesar 5,17%. Padahal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, Pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu sebesar 5,4%.
Lembong menyatakan, pertumbuhan investasi melambat di tahun lalu. Sebelumnya pertumbuhan investasi pada tahun 2017 di atas 10%, menjadi hanya sedikit di atas 4% di 2018. "Itu tentunya juga jadi salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di bawah keinginan kita," katanya di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/2).
(Baca: Manufaktur Sebagai Sektor Ekonomi Utama Tumbuh Stagnan Tiga Tahun Ini)
Namun, dia optimis tahun ini akan terjadi penguatan (rebound) pada investasi. Lembong mengatakan, hal itu terlihat dari dialog dengan beberapa investor besar. Menurutnya, optimisme investor datang dari stabilitas politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan April nanti.
"Investor besar semakin nyaman, bahwa badai sudah lewat. Ada optimisme yang semakin kuat mengenai pemilu yang aman dan tertib. Juga jurus kebijakan pemerintah yang pragmatis dan reformis," katanya.
Senada dengan Lembong, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan investasi tahun ini tidak akan seburuk tahun lalu. Hal itu terlihat dari investor yang ingin membangun beberapa proyek di sektor petrokimia dan baja sudah mulai masuk.
"Seperti Lotte kemarin groundbreaking, itu akan selesai di 2022, itu tambahan satu juta produk plastik dan turunannya. Kemudian juga di Krakatau Steel kita rencanakan 10 ton sampai 2022," kata Airlangga.
(Baca: Kinerja Ekspor Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Tertinggi 5,17%)