Astra Honda Motor Targetkan Penjualan 4,7 Juta Unit Sepeda Motor
PT Astra Honda Motor (AHM), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), menargetkan pertumbuhan penjualan sepeda motor sebanyak 4,6 juta-4,7 juta unit hingga akhir 2018. Target tersebut menandakan pertumbuhan penjualan 8% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebanyak 4,3 juta unit. Hingga Oktober 2018, AHM sudah mengantongi penjualan 3,9 juta unit atau 83% dari target.
Menurut Direktur Keuangan AHM Erik T Sadikin, pertumbuhan volume penjualan tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5%, harga barang komoditas yang sedang bagus, juga kondisi politik setelah Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) yang tensinya tidak tinggi. "Musim panen juga cukup baik tahun ini, tidak terlalu kering, dan tidak terlalu banjir, itu pasar motor bisa recover," kata Erik dalam workshop bersama wartawan, di Jakarta, Rabu (21/11).
Harga barang komoditas, seperti minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara, merupakan faktor yang penting dalam penjualan sepeda motor, khususnya di luar Pulau Jawa. Di Pulau Sumatra penjualan AHM tumbuh 15%, Kalimantan tumbuh sekitar 30%, Sulawesi di atas 10%, dan Papua di atas 10%. Namun, pangsa pasar di luar Pulau Jawa terbilang masih sedikit, hanya 35% dari total penjualan perseroan.
Dengan pertumbuhan volume penjualan sekitar 8%, Erik mengatakan, pertumbuhan laba bersih mereka tahun ini sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan tersebut. Perseroan sulit mencetak pertumbuhan dua digit karena volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berpengaruh pada harga bahan material mereka. "Susah sekarang ini (mencapai pertumbuhan) double digit. Kami ingin tetap menjaga harga produk yang bisa diterima masyarakat," kata Erik.
(Baca: Sempat Turun, Astra Kembali Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan)
Sepanjang tahun ini, AHM sudah menaikkan harga beberapa produk yang unggul di pasaran. Namun, kenaikannya hanya Rp 100 ribu per unit. Itu karena mereka selektif untuk kenaikan harga agar tidak membebani keuangan konsumen.
Nilai tukar mata uang garuda yang juga masih dalam tren melemah menjadi alasan AHM memperkirakan pertumbuhan volume penjualan domestik industri sepeda motor tahun depan akan stagnan. Volume penjualan yang dipertahankan sebesar 6,2 juta-6,3 juta unit pada tahun depan dapat tercapai dengan catatan pertumbuhan ekonomi dan harga barang komoditas masih sama seperti tahun ini. "Harapannya, kondisi politik Pemilu Presiden terjaga dengan baik," kata Erik.
Perseroan juga mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve sebanyak empat kali lagi pada medio Desember 2018 hingga 2019. Jika kebijakan The Fed tersebut direspons dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, target volume penjualan perusahaan akan terpengaruh.
Kenaikan suku bunga dalam negeri akan berpengaruh pada daya beli masyarakat karena ujung-ujungnya ada kenaikan pada bunga cicilan bulanan sepeda motor. "Pasti (cicilan) akan naik ke level yang orang merasa cukup mahal sehingga mereka menunda pembelian sepeda motor," kata Erik.
Pertumbuhan volume penjualan AHM tahun ini sejalan dengan pertumbuhan industri sepeda motor secara umum di Indonesia. Hingga akhir tahun ini, volume penjualan sepeda motor dalam negeri diprediksi mencapai sebanyak 6,2-6,3 juta unit sepeda motor, tumbuh sekitar 8% dibandingkan tahun lalu sebanyak 5,8 juta unit.
(Baca: Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online)