Bulog Akan Gandeng TNI dan Polri untuk Penyaluran Beras ke Konsumen
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berencana mengajak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) bekerja sama untuk penyaluran beras ke masyarakat. Teknis kesepakatan saat ini sedang dikaji dengan harapan program yang juga merupakan bagian dari upaya perluasan jaringan distribusi beras Bulog tersebut dapat terlaksana saat Ramadan.
“Saya sedang susun MoU (Memorandum of Understanding /nota kesepahaman),” kata dia di Jakarta, Senin (14/5).
Budi juga menjelaskan, kerja sama penjualan atau penyaluran beras itu lebih ditekankan pada persoalan penggunaan tempat pemasaran, bukan bisnis yang ikut dijalankan oleh TNI dan Polri.
Dengan begitu, tempat pemasaran beras Bulog nantinya bisa saja dilakukan di tingkat Kepolisian Sektor (Polsek), Kepolisian Resor (Polres), Komando Rayon Militer (Koramil), dan Komando Distrik Militer (Kodim). Penjualan akan dilaksanakan oleh petugas Bulog atau dititipkan melalui jaringan koperasi.
(Baca : Sesuai Kebutuhan Pasar, Bulog Kaji Penjualan Beras Kemasan Mini)
Kerjasama distribusi atau pemasaran beras bisa menjadi upaya keterlibatan negara dalam urusan bahan pokok. Menurutnya, negara seperti Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Jepang punya bahan pokok yang dikuasai oleh pemerintah. “Petani tidak rugi, konsumen juga tidak berteriak,” ujarnya.
Untuk pengawasannya, Bulog akan memberikan label barcode per beras kemasan supaya ketersediaannya bisa dihitung secara akurat. Nantinya, petugas dari Polri dan TNI juga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar agar kebiatan pendistribusian beras kepada masyarakat bisa menjadi tepat guna.
Kesepakatan Bulog bersama TNI dan Polri ditargetkan sudah bisa terealisasi sebelum bulan puasa untuk menjaga stabilisasi harga. Karena, dia khawatir banyak mafia beras bermunculan saat permintaan beras tinggi, khususnya pada masa-masa puasa sehingga dapat melambungkan harga.
(Baca Juga : Harga Beras Tinggi, Penyerapan Bulog Mulai Melambat)
Selain kerja sama dengan Polri dan TNI, Bulog juga sebelumnya telah melakukan kesepakatan dengan jaringan BUMN lain seperti perbankan dan retail untuk penyaluran beras.
Stok beras di gudang Bulog per 13 Mei 2018 terpantau telah sebanyak 1.262.782 ton yang terdiri dari beras impor 453.787 ton dan beras pengadaan untuk komersial 106.786 ton. Sisanya berasal dari penyerapan beras petani.
Sebelumnya, Bulog juga berinovasi dalam rangka memasarkan beras ke tangan konsumen. Perusahaan pelat merah ini tengah mengkaji produk beras kemasan praktis ukuran 2 ons yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Karyawan Gunarso menyatakan beras kemasan praktis tersebut saat ini sedang dibahas, baik untuk pengembangan maupun bisnisnya, termasuk mengenai segmentasi pasarnya nanti. “Sekarang masyarakat ingin produk yang cepat, simpel, dan kecil,” kata Karyawan, Jumat (11/5).
Ia menjelaskan ide beras kemasan mini telah disampaikan oleh Kepala Bulog yang baru, yaitu Budi Waseso sebagai peluang bisnis baru. Pasalnya, selain bertugas sebagai operator untuk penyerapan gabah petani dan penyalur serta stabilitator harga di tingkat konsumen, Bulog juga mesti melakukan kegiatan bisnis sebagai sebuah perusahaan.