Pelindo III Gandeng Adaro dan Djarum Garap Infrastruktur Logistik
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) melakukan sinergi dengan tiga perusahaan swasta dari grup besar untuk menggarap infrastruktur logistik penunjang jasa kepelabuhanan. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Indonesia Bulk Terminal (Grup Adaro), PT Sriboga Flour Mills (Sriboga Group), dan PT Muria Sumba Manis (Grup Djarum).
Pelindo III dan Indonesia Bulk Terminal akan membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan Pelabuhan Mekar Putih di Kalimantan Selatan menjadi pelabuhan umum yang dapat melayani kebutuhan industri dan masyarakat. Pelindo III akan menyuntikkan modal ke perusahaan patungan tersebut dengan porsi kepemilikan saham 56,6% sedangkan Indonesia Bulk Terminal 43,4%.
Direktur Utama Pelindo III Ari Akshara mengatakan, fasilitas yang akan dibangun di Mekar Putih antara lain terminal curah cair dan storage tank. "Kami jajaki kerja sama dengan Adaro mulai 2014 tetapi baru sekarang bisa difinalisasi. Pelindo akan menginjeksi ekuitas dan memfasilitasi izin kepada regulator," kata Ari.
(Baca: PGN Akan Manfaatkan Aset Pelindo III Bangun Fasilitas LNG)
Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk Garibaldi (Boy) Thohir mengatakan, kerja sama Pelindo III dengan anak usahanya merupakan bentuk kolaborasi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. "Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan besar dengan sinergi ini. Kalau ekonominya maju, perusahaan-perusahaannya juga akan maju," ujar Boy Thohir.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Adaro Logistik Lili Pratiwi mengatakan, Adaro sedang dalam studi mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mekar Putih. Luas area yang akan dikembangkan mulai 300 hektare (ha). Namun, Adaro belum mengetahui berapa besar nilai investasi yang akan disiapkan untuk perusahaan patungan dan pengembangan KEK Mekar Putih. "Ini baru kerja sama awal, nanti akan dibahas lebih lanjut dalam waktu 90 hari," kata Lili.
Skema BTO
Pelindo III menggunakan skema build-transfer-operate (BTO) untuk kerja sama dengan Sriboga yang akan mengelola terminal di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Sriboga Flour Mills akan mendapatkan hak pengelolaan dua bidang tanah seluas 40.000 m2 untuk membangun fasilitas terminal curah kering-food grain dan hak untuk menggunakan aset pelabuhan berupa 16 unit silo, suction, dan dermaga. Pelindo III akan menyetor modal dengan porsi 30% sedangkan Sriboga 70%. Konsep BTO ini akan menghemat investasi negara dalam pembangunan infrastruktur.
"Selama ini Sriboga harus menyewa terminal curah kering. Dengan kerja sama ini, kami akan memperbesar dermaga agar kapal besar bisa merapat dan kita bisa mengimpor gandum, jagung, kedelai, dan lain-lain," kata Direktur Utama Sriboga Flour Mill Alwin Arifin. Sriboga juga akan mengajak investor lain untuk ikut mendanai proyek tersebut.
(Baca: Lepas Operasional Bandara dan Pelabuhan, Kemenhub Bisa Hemat Rp 1T)
PT Muria Sumba Manis, perusahaan Grup Djarum yang mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula di Sumba, membutuhkan fasilitas pelabuhan, penunjang pelabuhan, dan peralatan bongkar muat untuk mendukung operasional pabriknya. Berdasarkan pertimbangan geografis, pelabuhan yang paling strategis yang dapat digunakan untuk proyek perkebunan tebu dan pabrik gula ini adalah Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami sudah siapkan tender investasi untuk pelabuhan di sana. Kami naikkan dari Rp 160 miliar menjadi Rp 200 miliar," kata Ari. Pelabuhan Waingapu masuk di dalam kawasan Pelabuhan Tenau Kupang yang menjadi wilayah kerja Pelindo III. Kapal-kapal yang akan mengangkut produksi dari pabrik gula Muria Sumba Manis akan bersandar di Pelabuhan Waingapu. Proses bongkar muat dan penumpukan barang akan ditangani oleh Pelindo III.