Indonesia dan Malaysia Kerja Sama Soal Sawit
Pemerintah Tiongkok telah menerapkan program B5 untuk penggunaan biodiesel dengan campuran lima persen solar, sebagai komitmen pengurangan emisi karbon. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar telah sepakat bekerja sama.
Pekan lalu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengunjungi Malaysia sebagai ketua Pengurus Besar Wushu Indonesia di SEA Games 2017. Namun, dia juga menemui Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Kong.
"Kami sepakat bersama-sama mendorong agar Tiongkok bisa menggunakan B5 sehingga mengurangi defisit perdagangan dengan Indonesia dan Malaysia sekaligus sebagai energi yang ramah lingkungan," kata Airlangga dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.
(Baca: Indonesia dan Rusia Sepakat Bentuk Aliansi Minyak Sawit)
Menurut data IndexMundi, Indonesia merupakan negara eksportir minyak kelapa sawit terbesar dunia dengan jumlah sebesar 25,75 juta ton. Sedangkan Malaysia berada di posisi kedua dengan volume ekspor mencapai 18 juta ton. Kedua negara memproduksi 85 persen dari total keseluruhan dan menguasai 91,2 persen pangsa pasar sawit dunia.
Airlangga berharap penggunaan biodiesel bakal jadi pembuka akses internasional yang berpotensi meningkatkan ekspor produksi turunan sawit nasional. Sehingga, peluang untuk pelaku industri nasional membangun pabrik biodiesel semakin meningkat.
Dia mengatakan saat ini pemerintah sedang fokus untuk hilirisasi industri supaya mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi. "Pengembangan industri hilir pengolahan minyak sawit, antara lain untuk produksi minyak goreng sawit, oleofood, olechemical, hingga biofuel," ujarnya.
(Baca: Luhut Tawarkan Ekspor 1 Juta Ton Minyak Sawit ke Iran)
Pada tahun lalu, total kapasitas produksi minyak goreng nasional mencapai 45 juta ton per tahun. Sementara kapasitas produksi oleofood 2,5 juta ton per tahun, oleokimia 3,5 juta ton per tahun, dan biodiesel 10,75 juta ton per tahun. Adapun total produksi sawit nasional sepanjang 2016 sebesar 35 juta ton
Pembahasan kerja sama juga diperkuat melalui kesepakatan penambahan anggota Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk mendorong pengembangan hilirisasi sektor industri minyak kelapa sawit. Ada tujuh negara produsen baru yang akan diundang, yaitu Thailand, Kolombia, Nigeria, Papua New Guinea, Pantai Gading, Honduras, dan Guatemala.
Langkah lain yang akan dilakukan adalah penanggulangan kampanye negatif minyak kelapa sawit di Eropa, koordinasi penetapan bea masuk di India, dan penelitian pengembangan upaya pembatasan senyawa karsinogenik. (Baca: Atasi Kampanye Hitam CPO, Astra Agro Genjot Ekspor ke Timur Tengah)