Dilirik Alibaba hingga Amazon, Begini Persaingan e-Commerce Indonesia
Investasi senilai US$ 1,1 miliar atau setara dengan Rp 14,6 triliun dari Alibaba ke Tokopedia menandai semakin besarnya modal asing yang masuk ke e-commerce Tanah Air.
Sebelumnya, perusahaan startup pemilik Shopee, Sea Ltd, juga meraih dana sebesar US$ 550 juta. Perusahaan yang semula bernama Garena Interactive Holding Ltd ini akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi di pasar utamanya, termasuk Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idea), Daniel Tumiwa menyatakan, pasar e-commerce Indonesia memang menarik bagi para pemodal asing. Tak hanya di kawasan Asia, penguasa e-commerce Amerika Serikat seperti Amazon pun telah lama pasang radar.
“Rencana masuknya Amazon ini memang ramai terdengar sejak tahun lalu, tapi sepertinya mereka akan melalui Asia Tenggara dulu, dari Singapura,” kata Daniel saat dihubungi, Senin (21/8).
(Baca juga: Terima Rp 14,6 Triliun dari Alibaba, Tokopedia Bangun Pusat Riset)
Akhir bulan lalu, Amazon.com, Inc memang meluncurkan layanan Prime Now di Singapura. Layanan ini merupakan servis pengiriman barang pesanan dari toko online dalam waktu 2 jam.
Menurut Daniel, perusahaan-perusahaan perdagangan elektronik di Indonesia berlomba-lomba menguatkan performa guna menaikkan peluang agar dilirik oleh e-commerce asing bermodal jumbo.
Lantas bagaimana performa e-commerce di Indonesia untuk menyambut datangnya para calon mitra raksasa dari luar negeri itu? Ada beberapa temuan menarik dalam laporan Peta e-Commerce Indonesia V.3.0 yang dihimpun oleh iPrice Group.
Pasar e-Commerce Negara-Negara Kawasan Asia Tenggara 2015-2025
Data terbaru yang dikumpulkan selama April—Juni 2017 itu mengungkapkan, Lazada masih mendominasi dalam hal jumlah pengunjung situs. Rerata pengunjung bulanan Lazada mencapai 58.33 juta, di atas Tokopedia yakni 50,66 juta.
Senior Content Marketer iPrice Andrew Prasatya menjelaskan, data tersebut merupakan indikasi bahwa Lazada terus bersolek untuk memikat calon mitra potensial dari luar negeri. Meski, sebelumnya Lazada telah “dikuasai” Alibaba dengan suntikan dana sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26,7 triliun.
(Baca juga: Akuisisi Lazada, Alibaba Jadi Raja E-Commerce di Asia Tenggara)
“Kami percaya Lazada sudah ‘mencium’ tanda-tanda kedatangan Amazon. Maka dari itu, mereka berusaha meningkatkan kualitas layanan yang mereka miliki,” ujarnya.
Di bawah Lazada, Andrew menjelaskan, Tokopedia juga menunjukkan pencapaian yang baik dari segi pengunjung bulanan, instalasi aplikasi, media sosial, dan jumlah kayawan.
Sepanjang triwulan II/2017, pengunjung bulanan Tokopedia mencapai 50,55 juta. Sementara pengguna aplikasinya mencapai 10 juta, aktivitas Twitter 277.000, Facebook 3,35 juta, dan jumlah karyawannya menyentuh 1.076 tenaga kerja.
“Inilah yang menjadi alasan pendukung mengapa Alibaba berinvestasi di sana. Alibaba ingin mendominasi pasar Indonesia sebelum Amazon pada akhirnya masuk,” kata Andrew.
Ia melanjutkan, dari semua parameter yang digunakan oleh iPrice, ada empat e-commerce yang selalu menduduki peringkat teratas, yakni: Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan Mataharimall.
(Baca juga: Badan Kreatif Minta Bursa Percepat 10 Startup yang Layak IPO)
Sementara, keputusan Alfamart untuk fokus pada penjualan retail konvensional membuat Alfacart yang tersingkir dari daftar 10 besar. Meski pada periode sebelumnya rata-rata jumlah pengunjung Alfacart mencapai 17 juta per bulan, pada triwulan kedua 2017, angka tersebut melorot ke level 2,5 juta.
Pada perkembangan lain, Hijup masih menjadi e-commerce juara di Instagram dengan jumlah pengikut 595.000. Namun, secara umum, Zalora masih merajai sektor e-commerce fesyen.
DI sisi lain, e-commerce yang tercatat memiliki performa terbaik di platform media sosial Facebook dan Twitter adalah Blibli. Perusahaan tersebut dinilai unggul dalam memberi konten yang bermanfaat bagi para pengikut mereka di jejaring sosial.
Ia menyebut, selain nilai transaksi, jumlah pengunjung, instalasi aplikasi, aktivitas di media sosial juga sangat menentukan minat para pemodal. “Sebab relasi serta interaksi yang baik dengan pelanggan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi e-commerce,” katanya.