Pemerintah Dorong Pesantren Kembangkan Industri Kecil
Pemerintah mendorong pertumbuhan industri kecil di lingkungan pondok pesantren. Kementerian Perindustrian pun mencanangkan program Santripreneur untuk mempertegas peran pondok pesantren dalam upaya mewujudkan kemandirian industri nasional.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan akan menunjang Santripreneur berbasis Business Process Outsorcing (BPO), Joint Operation, dan Capacity Building dengan kerja sama beberapa perusahaan industri dan perbankan. Tujuannya adalah mempermudah pengelolaan keuangan pondok pesantren.
"Upaya ini mewujudukan komitmen kami dalam menumbuhkembangkan IKM (Industri Kecil dan Menengah) di dalam negeri karena sektor ini dominan dalam populasi industri di Indonesia," jelas Airlangga dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (9/8). (Baca: Saat Aksi 313, Jokowi dan Ketua MUI Bahas Arus Baru Ekonomi Indonesia)
Peningkatan kapasitas kemandirian pondok pesantren akan dilakukan dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dalam pemberian kartu pintar financial technology (fintech). Aplikasi dan smart card fintech akan membantu pengecekan anggaran dalam satu waktu (real time), dengan beberapa fitur seperti pengiriman uang dari wali kepada santri, belanja di koperasi pesantren, menabung, pembelian pulsa, pemasaran produk pesantren, serta penyediaan kredit rumah.
Pada Senin lalu, Direktur Jenderal IKM Gati Wibawaningsih telah mengunjungi Pondok Pesantren Sunan Drajat di Jawa Timur. Dia menyatakan pesantren tersebut adalah salah satu proyek percobaan dalam program Santripreneur. Pondok Pesantren Sunan Drajat memiliki jumlah santri mencapai 12 ribu orang dengan tenaga pendidik sebanyak 1.041 orang.
"Kami akan mendidik dan membina sekitar 10 orang santri terpilih untuk mengikuti pelatihan dan pendampingan di bidang pengolahan ikan," kata Gati.
Pemerintah juga akan memfasilitasi pemberian bantuan mesin dan peralatan bagi pondok pesantren. Salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur akan mendapatkan hibah ini. Untuk pendanaan Santripreneur, Kemenperin telah menjajaki kerja sama dengan Bank Indonesia wilayah Jawa Timur lewat program Inkubator Bisnis Pesantren, termasuk proyek percobaan Santripreneur.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal IKM telah membina lima pondok pesantren di Pulau Jawa. Ada 105 santri yang mendapatkan pelatihan dan peningkatan keterampilan di bidang konveksi dan kerajinan batu akik. Berdasarkan data Kementerian Agama, pada 2014, jumlah pondok pesantren di Indonesia tercatat 27.290 lembaga dengan jumlah santri mencapai 3,65 juta orang.
Kementerian Perindustrian mencatat, jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada tahun 2016 atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015. Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.
(Baca: Pemerintah Siap Gelontorkan Pembiayaan Ultra Mikro Rp 1,5 Triliun)
Dengan berbagai program strategis tersebut, Kemenperin optimistis akan dapat mendorong penumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit dan pengembangan 1.200 sentra IKM tahun ini. Pada 2019, ditargetkan akan mencapai 20.000 wirausaha baru.