Menhub Minta BUMN Berbagai Sektor Bantu Program Tol Laut
Kementerian Perhubungan mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor logistik untuk membantu pencapaian program tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Sebab, BUMN logistik dapat memasok kebutuhan sehari-hari, khususnya pangan, agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, berbagai perusahaan, khususnya BUMN yang bergerak di bidang logistik, ikut serta secara aktif dalam program tol laut. Alasannya, kebutuhan logistik masyarakat memang sudah bisa diantar ke berbagai daerah di Indonesia melalui tol laut ini. Namun, harganya masih tetap tinggi dan tidak mengalami penurunan.
"Barang sampai tapi harga tidak turun karena barang setelah turun itu langsung diborong tengkulak," ujar Budi di Jakarta, Kamis (3/11). (Baca: Pemerintah Kembangkan Pelabuhan Tol Laut di Nusa Tenggara)
Karena itu, dia mendorong berbagai BUMN, yaitu Perum Bulog, BUMN sektor perikanan, dan BUMN yang terkait usaha logistik lainnya, untuk 'menjemput bola'. Caranya, langsung mendistribusikan kebutuhan logistik yang diperlakukan masyarakat setelah sampai di pelabuhan-pelabuhan. Dengan begitu, penyebaran barangnya merata dan masyarakat dapat membelinya dengan harga yang wajar.
Menurut Budi, pemerintah juga akan menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjamin pasokan kebutuhan logistik masyarakat. Ia mencontohkan, di Natuna, pemerintah telah membangun gudang penyimpanan yang bisa digunakan oleh BUMN logistik untuk mengambil barang-barang kebutuhan agar bisa segera didistribusikan kepada masyarakat.
(Foto: Ide Jokowi, Kapal Tol Laut yang Menautkan Jakarta - Natuna)
Selain di Natuna, wilayah seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) juga harus mendapatkan perhatian serius. Sebab, seringkali pengantaran kebutuhan logistik ini tidak dilakukan secara langsung ke tempat tujuan.
Contohnya, untuk mengantar barang kebutuhan ke Labuan Bajo, NTT, kapal yang ada berangkat dari Jakarta menuju Surabaya terlebih dahulu. Setelah itu, harus melewati Bali, Pelabuhan Lembar, Dompu, Bima, baru sampai ke Labuan Bajo.
(Baca: Pelindo Akan Ambil Alih Pengelolaan Ratusan Pelabuhan)
Ke depan, Budi menekankan, BUMN sektor pelayaran juga harus bisa bersinergi guna mengefisiensikan biaya perjalanan, khususnya dalam mengantar kebutuhan logistik ini. "Jadi nanti Pelni dari Surabaya langsung ke Bima atau langsung ke Maumere, atau Kupang. Nah ke Rote dan lain-lain itu pakai kapal kecil ASDP," ujarnya.