Lebih Cepat, Jembatan Holtekamp Trans Papua Rampung 40 Persen
Pemerintah terus memacu pembangunan infrastruktur di Papua. Salah satunya adalah jembatan layang Holtekamp, yang merupakan bagian dari jalan Trans Papua. Proses pembangunan jembatan layang untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Jayapura ke Distrik Muara Tami ini berjalan lebih cepat dari target pemerintah.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wilayah X Papua Osman H. Marbun mengatakan, perkembangan pembangunan jembatan tersebut telah mendekati 40 persen atau tepatnya 39,24 persen. Pencapaian ini lebih cepat dari jadwal semula yaitu sebesar 29,2 persen.
Rencananya, proyek yang digarap oleh tiga kontraktor utama yaitu PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), serta PT PP Tbk bakal rampung pada 2018. (Baca juga: Tinggal 15 Persen Jalan Trans Papua yang Belum Tersambung)
Sebagai informasi, pembangunan jembatan sepanjang 732 meter tersebut menelan biaya sebesar Rp 1,7 triliun. Ada tiga sumber pendanaannya, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Papua, serta APBD II Kota Jayapura.
Dana APBN untuk membiayai pembangunan jembatan utama sepanjang 400 meter. Adapun jembatan pendekat sepanjang 332 meter dibiayai oleh APBD Provinsi. "Sedangkan jalan akses oleh APBD II Kotamadya," kata Osman dalam keterangan resmi Kementerian PUPR, Selasa (6/9). (Baca juga: 2017, Kementerian PUPR Targetkan Bangun 796 Kilometer Jalan Baru)
Ia menambahkan, jembatan itu jika telah beroperasi akan mengurangi jarak Jayapura ke Distrik Muara Tami dari sebelumnya 50 kilometer menjadi hanya 33 kilometer. Dengan begitu, waktu tempuh diprediksi Osman bakal terpangkas hingga satu jam. "Dari sisi waktu lama perjalanan berkurang dari 2,5 jam menjadi 1,5 jam," kata dia.
Menurut Osman, sebagian bahan baku untuk pembangunan Jembatan Holtekamp, seperti pasir, diambil dari bumi Papua. Namun, ada juga material seperti beton yang didatangkan dari Bitung, Sulawesi Utara. "Karena mutu beton yang diperlukan tidak boleh tingkat keausannya mencapai 20 persen, maka digunakan dari luar (daerah)," katanya.
Saat Jembatan Holtekamp beroperasi pada 2018 mendatang, pemerintah pusat dan daerah berharap pariwisata Papua bakal semakin berkembang. Selain itu, hubungan perekonomian antara Indonesia dengan Papua Nugini juga semakin meningkat. Selama ini, hubungan ekonomi dua negara berjalan melalui pintu perbatasan di Skouw. Distrik Muara Tami.