Pemerintah Klaim PHK Sektor Manufaktur Hanya Toshiba dan Panasonic
KATADATA - Pemerintah mengklaim jumlah karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur tidak sampai ribuan orang. PHK di sektor ini hanya terjadi pada dua perusahaan saja, yakni Toshiba dan Panasonic.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan jumlah pekerja yang diberhentikan hanya mencapai 785 orang. Terdiri dari 425 pekerja di pabrik Panasonic dan 360 pekerja di pabrik Toshiba.
Dia memperkirakan penutupan pabrik dua perusahaan Jepang ini terjadi sebagai upaya efisiensi melalui inovasi teknologi dan aksi korporasi. Dengan alasan ini, pemerintah tidak bisa berbuat banyak mengatasi masalah PHK ini.
Menurut Franky, tidak ada perusahaan lain di sektor manufaktur yang melakukan PHK saat ini. Dia menyebut beberapa perusahaan yang sempat diisukan akan memberhentikan karyawannya seperti pabrik suku cadang motor milik Yamaha dan Honda. Ternyata tidak ada PHK di perusahaan tersebut.
Sementara Ford tidak termasuk sektor manufaktur, karena sepanjang 16 tahun beroperasi di Indonesia, Ford belum membangun satu pun fasilitas pabrik perakitan kendaraan bermotor. Perusahaan asal Amerika Serikat ini hanya menjual mobil yang diimpor dari pabriknya di luar Indonesia. Franky tidak mengetahui secara pasti berapa banyak karyawan Ford yang terkena PHK akibat penutupan ini.
“Kami klarifikasi, bahwa kabar (ribuan) PHK itu tidak benar,” kata Franky saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (2/9). (Baca: Gelombang PHK yang Mulai Mengintai Industri Padat Modal)
Di tempat terpisah, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri mengakui PHK hanya terjadi pada Toshiba dan Panasonic. Pihaknya telah meneluri kabar PHK pada 13 perusahaan lain. Namun, tidak satu pun dari perusahaan tersebut yang mengkonfirmasi kebenaran isu PHK. “Jadi memang kelihatan sekarang, mana yang PHK dan mana yang bukan,” kata Hanif.