Keputusan Pembubaran Petral Ada di Tangan Presiden
KATADATA ? Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan keputusan mengenai pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, dia berharap pembubaran anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut bisa dilakukan tahun ini.
Rini memastikan keberadaan Petral sudah tidak lagi dibutuhkan. Dia telah menerima laporan dari Pertamina beberapa waktu lalu. Perusahaan ini sudah tidak lagi melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) melalui Petral sejak awal tahun 2015. Fungsi dan peran Petral untuk impor BBM sudah beralih ke unit usaha Pertamina, yakni Integrated Supply Chain (ISC).
Meski demikian, Rini tidak bisa begitu saja membubarkan Petral saat ini. Dia juga belum mengetahui bagaimana kelanjutan karyawan aset Petral nantinya setelah dibubarkan.
?Makanya (Pertamina) diminta (laporan) secara detil, untuk secara hukumnya bagaimana saya lapor kepada Presiden. Kemudian Bapak Presiden akan memutuskan,? kata Rini saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Jumat (24/4).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku tidak ingin mencampuri rencana pembubaran Petral. Dia menyerahkan rencana pembubaran tersebut kepada Pertamina selaku induk perusahaan dan Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai pemegang saham Pertamina.
?Mengenai Petral mau bubar atau nggak itu urusan koorporasi. Petral adalah anak usaha dari Pertamina, kami serahkan pada Pertamina,? kata Sudirman.
Sementara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto telah menyatakan niatnya untuk mengalihkan fungsi Petral kepada kepada Pertamina Energy Services (PES). PES akan menjalankan peran sebagai trading migas lebih baik dari Petral, bukan sekedar untuk membeli minyak kebutuhan Pertamina. PES akan menjadi perusahaan trading Pertamina di internasional.
Saat ini Dwi mengatakan pihaknya masih mengkaji rencana tersebut. "Nanti kami lihat, apakah PES ini bisa jadi anak usaha pertamina," ujar dia.