Meski Retail Lesu, Uniqlo & Matahari Ekspansi hingga Luar Jawa
Meski industri retail sedang lesu akibat pandemi corona, perusahaan asal Jepang, Uniqlo, meningkatkan ekspansinya ke beberapa daerah di Indonesia. Uniqlo berencana menambah tiga gerainya di Bandung Bogor dan Kalimantan hingga tahun depan.
Uniqlo akan membuka gerai secara bertahap yakni di Bandung pada 23 Oktober dan Bogor pada 29 Oktober. Kemudian menyusul gerai di Pontianak, Kalimantan Barat akan dibuka 29 Januari 2021.
Tambahan ini membuat total gerai Uniqlo menjadi 35 unit di 15 kota di Indonesia. "Pembukaan toko pertama di Pontianak menandai kehadiran perdana kami di Kalimantan," kata Presiden Direktur PT Fast Retailing Indonesia (UNIQLO Indonesia), Naoki Kamogawa mengatakan, kehadiran gerai Uniqlo di berbagai kota baru dalam keterangannya, Kamis (1/10).
Perseroan menilai ekspansi akan mendekatkan brand Uniqlo ke masyarakat lokal dan mempermudah masyarakat memperoleh produk terbaru."Toko ketiga di Bandung akan semakin memperluas jangkauan kami dalam menyediakan produk dan layanan life wear di kota ini," kata Naoki Kamogawa.
Menurutnya, kehadiran perusahaan retail ini selama tujuh tahun di Indonesia telah mendapatkan tempat tersendiri bagi para konsumen. Dengan demikian, tak hanya menyediakan pakaian, perusahaan berharap dapat berkontribusi perekonomian dan masyarakat sekitar dengan membuka peluang kerja.
Ekspansi Gerai Matahari
Strategi Ekspansi gerai juga dilakukan PT Matahari Department Store Tbk. Kendati menghadapi tantangan akibat Covid-19, Matahari tetap melanjutkan rencana pembukaan gerainya yang sempat tertunda.
Tiga gerai yang dibangun tersebut masing-masing menempati ruang retail seluas 6.000-7.000 meter persegi. Adapaun gerai baru tersebut, satu dibuka di Palembang, dan dua lainnya dibuka di Depok dan Tangerang pada kuartal II lalu.
Dengan tambahan gerai baru ini, total ada 154 gerai Matahari Department Store yang saat ini beroperasi di 76 kota.
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari, Terry O’Connor mengatakan sebelumnya perusahaan menutup gerai yang performa kurang baik. Pertimbangan penutupan bisa dikarenakan masa sewa yang telah habis atau ada peluang sewa di lokasi yang lebih menarik.
"Tapi dengan adanya pandemi Covid-19 serta upaya perseroan merestrukturisasi bisnis, kamiputuskan untuk mempercepat penutupan toko yang berkinerja buruk," katana dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, Matahari telah menutup enam gerai format besar sepanjang pertengahan 2020. Namun, di saat yang sama, perusahaan membuka tiga gerai berformat besar lain.
Sepanjang semester I 2020, perusahaan mencatat penjualan kotor Rp 3,9 triliun, turun 62,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan bersih perseroan turun 62,1% menjadi Rp 2,2 triliun akibat penutupan gerai selama pembarasan sosial berskala besar (PSBB).
Tak hanya itu, pandemi corona juga berdampak signifikan terhadap operasional Matahari di kuartal kedua. Perusahaan mengurangi biaya yang ekstensif, termasuk meminta keringanan sewa, yang menyebabkan penurunan biaya operasional sebesar 53,8% pada kuartal kedua.
Alhasil, perusahaan mencatat kerugian bersih Rp 358 miliar pada semester I 2020. Kerugian ini mengecil dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,48 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan penjualan industri retail pada Agustus lalu mulai bangkit sekitar 8-9% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh pencairan subsidi dan bantuan tunai kepada masyarakat.
“Penjualan baru mulai membaik, sehingga belum bisa disebut pulih. Bantuan itu, tentunya belum signifikan," kata Roy kepada Katadata.co.id, Kamis (3/9).
Bantuan dari pemerintah memang membantu untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Roy pun berharap, realisasi pencairan perlindungan sosial dapat dipercepat. Apalagi, daya beli masyarakat masih rendah di tengah tingginya angka kasus positif virus corona di Tanah Air.
Sebagai informasi, pemerintah telah menyiapkan berbagai bantuan dan subsidi untuk karyawan swasta, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), pengangguran, hingga Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bantuan ini diharapkan dapat mendorong perekonomian. Beberapa bantuan tersebut meliputi bantuan sembako, Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan tunai untuk karyawan, UMKM, kartu prakerja, hingga pulsa untuk ASN.
Bantuan-bantuan itu dapat dilihat pada Databoks di bawah ini: