Proyek MRT Fase III Cikarang-Balaraja Butuh Investasi Rp 160 Triliun

Andi M. Arief
1 Maret 2022, 19:27
MRT Jakarta
MRT Jakarta/twitter
MRT Jakarta

PT MRT Jakarta terus mematangkan pembangunan proyek MRT East West line yang membentang dari Cikarang hingga Balaraja. Pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 160 triliun.

Proyek MRT yang membentang dari Jakarta hingga luar Jakarta East West tersebut mengadopsi pembangunan jaringan Elizabeth Line di London, Inggris sepanjang 117 kilometer (Km) oleh Crossrail Ltd.

Direktur Utama MRTJ William Sabandar mengatakan proyek East West line yang masuk dalam Fase III telah menyelesaikan alignment study proyek. Pihaknya kini tengah menyusun Basic Engineering Design (BED) pembangunan Fase 1 Tahap 1. 

Konstruksi East-West line akan dibagi menjadi dua fase, yakni di dalam Jakarta sepanjang 33,9 Km dan di luar Jakarta sepanjang 55,3 Km.

Pembangunan fase 1 (Kalideres-Ujung Menteng) akan dibagi dua, yakni tahap 1 Taman Anggrek-Ujung Menteng (23,1 Km) dan tahap 2 yakni Kembangan-Taman Anggrek (10,8 Km).

Fase 2 akan adalah untuk Balaraja di Tangerang - Kembangan di Jakarta Barat sepanjang 28,4 km dan Ujung Menteng di Jakarta Timur– Cikarang di Kabupaten Bekasi sepanjang 21,9 km. 

Total investasi yang dibutuhkan proyek ini mencapai sekitar Rp 160 triliun. 

"(konstruksi) East-West line itu harus dilakukan secara paralel agar prosesnya bisa selsai dalam waktu yang tidak berpuluh-puluh tahun," kata William dalam media briefing, Selasa (1/3).

Dia menjelaskan sumber pendanaan proyek pengembangan MRT East West mayoritas akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Dalam hal ini, pemerintah menyediakan dana atau menjamin pinjaman sebanyak 70% dari total investasi, sedangkan pihak swasta akan berkontribusi sebanyak 30%. 

 Kontribusi pihak swasta yang dimaksud akan berasal dari konsep land value capture. Secara singkat, land value capture merupakan nilai potensi sebuah kawasan jika dilalui oleh MRT. 

"Karena nilai ekonominya (kawasan) meningkat, pengembang di kawasan itu bisa memberikan kontribusi, termasuk (pendanaan untuk)pembangunan sebagian jalur (MRT)," kata William.

 William menambahkan sejauh ini telah ada beberapa pihak yang berminat, seperti pemerintah Inggris dan Jepang. Sebagai informasi, Jepang melalui JICA telah lama ikut serta dalam pembangunan MRT, termasuk dengan memberikan pinjaman.

Dia menyampaikan ada peluang kolaborasi dengan pemerintah Inggris untuk berinvestasi di proyek East West line. Menurutnya, salah satu mekanisme investasi yang dapat digunakan adalah program export finance dari pemerintah Inggris. 

 "Ini yang kami jajaki dalam beberapa bulan ke depan. Mudah-mudahan kita mengerucut pada kesimpulan-kesimpulan konkret nantinya," kata William.

 William Sabandar mengatakan pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Crossrail pada 2019.

Adapun, MRT Jakarta kembali bertemu dengan Crossrail akhir Februari lalu bersama dengan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan.

 "(Dalam pertemuan terakhir) kami melakukan exchange of knowledge tentang membangun MRT dengan pendekatan melibatkan privat sector dan land value capture," kata William.

 Dalam catatan MRTJ, proyek East-West line dirancang dapat mengangkut 1,2 juta penumpang per hari dan memiliki 3 depo. Selain itu, proyek ini memiliki potensi energi dari pemasangan panel surya atap sebesar 30 megawaatt peak (MWp).

 Hingga 2021, rata-rata penumpang MRTJ adalah sekitar 19.200 per hari, sedangkan rata-rata penumpang per Februari 2022 mencapai 19.204 per hari. Sementara itu, rata-rata penumpang MRTJ sebelum pandemi mencapai 88.444 penumpang. 

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...