Boy Thohir, Pendidikan, dan Barang Diskon
Ketika jagad maya dipenuhi aksi flexing alias pamer kekayaan dari para crazy rich instan, Garibaldi Thohir justru punya kebiasaan berbeda. Orang terkaya Indonesia ke-17 pada 2021 versi majalah Forbes ini, tak canggung membeli barang murah dan diskon.
Di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. ini paham betul di mana barang-barang dengan potongan harga bisa dicari. Salah satu tempat langganannya adalah Nordstrom Rack, Beverly Connection, di Beverly Boulevard, L.A.
Rupa-rupa barang dijual di sana, mulai dari pakaian, sepatu, alat kecantikan, aksesori hingga dekorasi rumah. Selain merek orisinal Nordstrom, tersedia juga beragam brand ternama, seperti Nike, Adidas, Joe's Jeans, Calvin Klein, Madewell, Zella dan masih banyak lagi. Potongan harganya aduhai: 30-70 persen!
“Saya sering ajak orang-orang Indonesia yang datang ke L.A. ke sini,” ujar Boy Thohir, panggilan akrabnya. Ketika berkunjung ke tempat ini, Senin sore, 28 Maret lalu, dibelinya juga sebuah ikat pinggang seharga US$ 19, setelah didiskon hampir 70 persen. “Keren kan,” ujarnya.
Sebagai kota kedua baginya, Boy tahu betul seluk-beluk Los Angeles. Ia sering mondar-mandir ke ibu kota hiburan dunia ini, karena anak bungsunya Gamma Thohir, masih berkuliah di kota ini dan menempati rumahnya yang asri di kawasan elite Beverly Hills.
Di kota ini pula, dulu Boy menimba ilmu bersama adiknya Erick Thohir, yang kini menjabat Menteri BUMN. Gelar Bachelor of Business Administration didapatnya dari University of Southern California (USC) Los Angeles. Lalu Master of Business Administration diraihnya dari Northrop University, California.
Hal lain yang membuatnya mondar-mandir ke L.A. dalam beberapa bulan terakhir, berkaitan dengan renovasi Masjid At-Thohir, yang pada 27 Maret lalu diresmikan oleh Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat Roeslan P. Roeslani. Bangunan heritage ini semula digunakan sebagai gereja oleh komunitas Samoa di Los Angeles.
Begitulah, L.A. memang punya tempat khusus di hati Boy. Apalagi, ketiga anaknya pun berkuliah di sini. Kedua puteri kembarnya, Gabriella ‘Gabby’ Thohir dan Giovanna ‘Ghea’ Thohir sudah lulus pada 2018-2019 lalu.
Gabby mengambil jurusan linguistik dan psikologi di University of California, Los Angeles (UCLA) . Sedangkan Ghea jurusan Administrasi Bisnis dan Manajemen dari University of Southern California (USC) Mashall School of Business—sealmamater dengan ayahnya.
Yang mengagumkan, keduanya lulus Summa Cum Laude, dengan indeks prestasi kumulatif di atas 3,90—dari total skor 4,0. Gabby bahkan nyaris sempurna dengan nilai 3,98. “Kalau soal pendidikan, ini hasil didikan ibunya,” kata Boy tertawa, ketika ditanya apa kiatnya dalam mendidik anak.
Tak hanya berprestasi di bidang akademis, kedua puterinya itu pun aktif berorganisasi. Gabby pernah menjabat sebagai Presiden Indonesian Bruin Student Association (IBSA), organisasi mahasiswa Indonesia di UCLA, yang mempromosikan budaya Indonesia di komunitas kampus.
Sementara itu, Ghea anggota sejumlah komunitas kehormatan di USC berkat prestasi studinya. Ia juga anggota Asosiasi Pelajar Indonesia USC (USC ASIS). Sejak SMA, saudara kembar ini bahkan telah mendirikan The Bekantan Twins Project pada 2016. Mereka menggalang dana untuk menyelamatkan hewan Bekantan yang tinggal tersisa 25 ribu ekor, dari kepunahan.
Kini keduanya menggeluti karier yang sama di perusahaan venture capital, yang berinvestasi di perusahaan rintisan teknologi (start-up). Gabby sebagai investment associate di Skystar, sedangkan Ghea sebagai investment analyst di Provident Growth.
Adapun sang adik, Gamma Thohir, pada akhir April ini akan menjalani wisuda kelulusan dari Pepperdine University, Los Angeles. “Studi saya di bidang sports management,” ujarnya.
Sesuai studinya, sambil kuliah ia sudah menjadi anggota tim manajemen PT Persis Solo Saestu, pengelola klub bola liga dua asal Solo. Ia satu tim bersama sepupunya Mahendra Agakhan Thohir, yang juga putera Erick Thohir, dan Kaesang Pangarep, putera Presiden Joko Widodo.
Seperti kedua kakaknya, Gamma juga aktif berorganisasi. Ia terlibat dalam kepengurusan Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS (Permias) Los Angeles dan Vice President of the Blue and Orange Indonesian Society, organisasi mahasiswa Indonesia di Pepperdine University.
Soal prestasi akademik, ia mengaku tak berambisi menyaingi kedua kakaknya. “Tapi, kalau mengalahkan daddy, bisalah,” ujarnya sambil tersenyum.
