Pengiriman Paket Ramadan Melonjak, Konsumen Lebih Pilih Belanja Online
PT SiCepat Ekspress menyatakan momen Ramadan tahun ini meningkatkan kinerja perseroan hingga lebih dari dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Kontribusi pengiriman paket selama Ramadan dinilai akan mencapai 40% dari kinerja kuartal II-2022, dipengaruhi oleh belanja online yang meningkat.
Chief Commercial Officer SiCepat Ekspres Imam Sedayu Pusponegoro mulanya menargetkan pertumbuhan kinerja pengiriman paket selama April 2022 mencapai 10% secara tahunan. Namun, realisasi kinerja pengiriman paket selama dua minggu pertama di kuartal II-2022, sudah lebih tinggi 26% dari capaian periode yang sama tahun lalu.
"Hipotesis kami, daya beli masyarakat sudah pulih, mungkin yang mau mudik, yang belanja baju, kebiasaan itu sudah mulai pulih. Kalau tahun lalu masih stay di rumah," kata Imam di Jakarta, Rabu (20/4).
Imam mengatakan, peningkatan performa perseroan disebabkan oleh membaiknya performa tempat belanja daring. Imam menilai hal ini menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen.
Performa SiCepat pada kuartal I-2022 telah tumbuh 47% secara tahunan. Hal tersebut membuat pengiriman paket perseroan menyentuh level 2 juta unit per bulan. Sementara tingkat pengiriman paket SiCepat pada 2020 hanya mencapai 1 juta unit per bulan.
Di samping itu, performa perseroan selama 15 hari pertama Ramadan 2022 naik 41,13% dibandingkan Ramadan tahun lalu.
Sebelumnya, kontribusi belanja secara luring lebih besar dari pada secara daring, khususnya saat pra-pandemi. Namun, kini masyarakat lebih gemar berbelanja secara daring, mulai dari busana hingga makanan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian SurveySensum yang menemukan rata-rata belanja masyarakat saat Ramadan 2022 naik 10% secara tahunan menjadi 6,9 juta. Di samping itu, kegiatan belanja tersebut tetap mengandalkan tempat belanja daring.
Seperti diketahui, tingkat belanja kelas menengah pada Ramadan 2019 mencapai Rp 6,8 juta. Angka tersebut susut 7,35% menjadi Rp 6,3 juta pada 2020 dan kembali turun ke level Rp 6,2 juta pada 2021 akibat pandemi Covid-19.
"Ramadan 2022 ini porsi belanja online jauh lebih tinggi dibanding sebelum pandemi,” kata CEO NeuroSensum & SurveySensum Rajiv Lamba.
Pada tahun ini, SurveySensum menapatkan proyeksi tersebut dari survey yang dilakukan pada 1.500 responden di lima kota besar di Indonesia dan 1.000 responden di Kuala Lumpur, Malaysia.
Hasilnya, masyarakat yang menaikkan anggaran belanja ramadan tahun ini meningkat hingga 57%. Sementara itu, masyarakat yang tetap berhemat hanya mencapai 4%.
Menurut Digital 2022 Global Overview Report, Indonesia berada dalam posisi lima seebagai negara yang warganya paling sering belanja online.