BPJT Sulit Terapkan Sistem Bayar Tanpa Sentuh di Jalan Tol, Mengapa?
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan melakukan kunjungan ke Hungaria untuk mempercepat implementasi sistem transaksi tol nontunai dan nirsentuh (MLFF). Kunjungan tersebut akan dilakukan pada pekan depan.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, alasan kunjungan ke Hungaria karena Badan usaha pelaksana (BUP) dalam implementasi MLFF adalah anak usaha Roatex Ltd. Zrt, yakni PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Roatex adalah perusahaan solusi sistem pembayaran tol asal Hungaria.
Dia mengatakan, salah satu tujuan kunjungan tersebut adalah pengembangan aplikasi dalam MLFF, yakni Cantas. Aplikasi dalam sistem transaksi MLFF akan menggantikan fungsi On Board Unit (OBU) atau menjadi e-OBU.
"Aplikasi Cantas sampai hari ini masih dipersiapkan, masih belum bisa dilepas, masih dievaluasi terus oleh kami. Mungkin Minggu depan (kami) akan melakukan kunjungan ke Hungaria untuk verifikasi (teknologi MLFF)," kata Danang dalam Media Briefeing "17 Tahun Capaian Konektivitas Untuk Negeri", Selasa (7/6).
Dia mengatakan, salah satu tantangan implementasi MLFF adalah ghost car atau kendaraan yang masuk jalan tol tanpa membayar tarif tol. Oleh karena itu, jadwal penerapan MLFF secara menyeluruh baru akan terjadi pada 2024.
Pada tahap pertama, sistem transaksi non tunai nirsentuh baru akan diterapkan pada satu lajur (SLFF) dan memakai palang. Tahap selanjutnya adalah penerapan SLFF tanpa palang.
Penerapan SLFF tanpa palang akan diperluas hingga akhirnya menjadi MLFF pada akhir 2023 atau awal 2024. Adapun, penerapan SLFF dengan palang akan diterapkan di 6 ruas pada Desember 2022.
Sebagian ruas yang akan menerapkan sistem SLFF adalah Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Tol Bali Mandara, dan tiga ruas Tol Dalam Kota. Sementara itu, pengujian teknologi SLFF akan dilakukan uji coba internal pada pertengahan 2022.
"Prosesnya masih cukup lama. Kami masih memastikan secara teknologi bisa kami kuasai (dan) masyarakat sudah teredukasi," kata Danang.
Oleh karena itu, Danang mengatakan sebagian desain gerbang tol yang akan beroperasi pada 2023 mulai melakukan penyesuaian untuk mengakomodasi adaptasi MLFF.
Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah desain gerbang tol akan lebih sederhana dan ukuran gerbang tol tidak lagi berukuran besar. Selain itu, rangka konstruksi yang digunakan akan lebih ringan.
"Contoh (gerbang tol di ruas) Cinere-Serpong. Itu sudah simplified design, hanya rangka baja (dan) tidak menggunakan model gedung-gedung besar yang kita lihat selama ini," kata Danang.
Saat ini, transaksi tol menggunakan e-money. Menurut data yang dihimpun perusahaan pembayaran online Sepulsa, Mandiri e-money merupakan merek e-toll terpopuler pada 2021.