Produsen Sepatu Nike di Banten Tawarkan Paket Resign 1.600 Karyawan

Nadya Zahira
12 Januari 2023, 13:43
Pengunjukrasa dari sejumlah elemen buruh membawa poster saat mengikuti aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/11/2022). Aksi yang diikuti ratusan buruh tersebut menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menaikan upah minimum provinsi (UMP) 2
ANTARA FOTO/Darryl Ramadhan/YU
Pengunjukrasa dari sejumlah elemen buruh membawa poster saat mengikuti aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/11/2022). Aksi yang diikuti ratusan buruh tersebut menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menaikan upah minimum provinsi (UMP) 2023 sebesar 13 persen sekaligus menolak PHK dengan ancaman resesi global.

Produsen sepatu olah raga merek-merek kelas dunia, PT Nikomas Gemilang, menawarkan paket pengunduran diri atau resign kepada 1.600 karyawan. Kebijakan perusahaan yang berlokasi di Serang, Banten, tersebut dilakukan karena order berkurang.

Seperti diketahui, Nikomas adalah produsen atau pabrikan  berbagai mereka sepatu olah raga dunia seperti Nike, Adidas, dan Puma. 

Anggota Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia atau Aprisindo, Anton J Supit, mengatakan dirinya juga mengklarifikasi berita terkait Nikomas yang dikabarkan akan melakukan PHK karyawan. Menurut dia, tidak ada PHK karyawan. Paket pengunduran diri ini bersifat sukarela.

"Artinya tidak ada paksaan. Jadi menawarkan pada yang mau mengundurkan diri," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (12/1).

Anton mengatakan, paket pengunduran diri ini bisa menguntungkan dua pihak. Bagi yang mau mundur akan mendapatkan kompensasi dan mencairkan uang Jaminan Hari Tua.

"Kalau dia mundur sendiri gak ada kompensasi kan?" kata Anton.

Permintaan Turun

Selain itu, Anton mengatakan bahwa kondisi ini bukan hanya masalah Nikomas. Asosiasi juga sudah mengajukan pemberitahuan ke pemerintah bahwa permintaan ekspor sepatu dari Amerika Serikat dan Eropa itu menurun drastis. 

"Sehingga kalau sepatu itu permintaannya rata-rata turun hingga 50%. Tapi tidak semua pabrik mengalami hal yang sama ya. Ada yang lebih kecil ada yang lebih besar," ujarnya.

Menurut Anton, kondisi penurunan permintaan juga bukan hanya di Indonesia namun juga negara lain seperti Vietnam dan Cina. 

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...