Warganet Berang, Anggota DPR Sebut KRL Hanya 'Chaos' Saat Lebaran

Nadya Zahira
28 Maret 2023, 11:04
Penumpang KRL Commuterline menuruni tangga dari peron atas stasiun Manggarai untuk transit menuju stasiun tujuan di stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
ANTARA FOTO/Paramayuda/nz
Penumpang KRL Commuterline menuruni tangga dari peron atas stasiun Manggarai untuk transit menuju stasiun tujuan di stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Pengguna commuter line di internet berang dengan pernyataan anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR yang mengatakan bahwa Kereta Rel Listrik atau KRL hanya chaos saat lebaran. Pernyataan tersebut dinilai bertentangan dengan kondisi di lapangan saat ini, terutama di Stasiun Manggarai.

Kejadian tersebut bermula saat Anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty, menyatakan tidak setuju dengan adanya impor KRL bekas dari Jepang.  Dia menyangsikan jika KRL akan menjadi chaos jika impor tidak dilakukan.

"Kita kan biasanya chaos itu di tahun baru, dan kita biasanya chaos itu di Lebaran. Ini kan sudah lewat semua ke-chaosan kita. Apakah memang ini suatu urgensi yang kalau kita tidak impor ini jadi chaos?" ujar Evita dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, bersama KAI, Senin (27/3).

Pernyataan tersebut viral di media sosial dan mengundang kekesalan warganet khususnya yang sering menggunakan KRL. Warganet menilai, kondisi  di stasiun maupun di dalam KRL sangat padat setiap hari, terutama jam sibuk pagi dan sore hari. 

“Statement ibu ini benar-benar mencerminkan bahwa dia tidak pernah naik KRL. Dikiranya KRL ramai cuma saat Lebaran dan tahun baru saja, hebat memang,” dikutip dari unggahan twitternya @adriansyahyasin, Selasa (28/3). 

Tweet tersebut mengundang ribuan respons netizen. Hingga Selasa (28/3) pukul 10.00 WIB, cuitan tersebut telah di retweet sebanyak 5.132 dan disukai 19 ribu orang.

Selain mengkritik, warga net juga meminta anggota DPR untuk menjajal KRL di jam sibuk sehingga mengetahui kondisi di lapangan. Salah satu warga twitter dengan user @aditia_ berkomentar bahwa kondisi KRL lebaran justru relatif sepi karena sebagian besar pengguna libur.

“Justru kalau lebaran kosong KRL karena kebanyakan penggunanya pada mudik, lagian kalau libur Lebaran penggunanya tidak akan sebanyak hari kerja peak hours. Ibunya disuruh cobain naik KRL dulu aja di hari kerja peak hours dari Cikini ke Pasar Minggu, dan transit di Manggarai,” dikutip dari unggahan twitternya, Selasa (28/3).

Evita kemudian memberikan klarifikasi melalui unggahannya di instagramnya @evitanursanty terkait statementnya yang disampaikan dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI kemarin.

Dalam unggahannya tersebut, dia mengatakan memahami kebutuhan PT Kereta Commuter Indonesia atau PT KCI untuk menambah rangkaian kereta sebagai upaya dalam menghadapi tingginya volume penumpang. Namun demikian, dia mempermasalahkanPT KCI yang masih harus mengimpor KRL bekas dari Jepang. Padahal, Indoensia memiliki PT INKA yang mampu memproduksi kereta di dalam negeri.

“Masih ada skema lainnya seperti retrofit maupun modernisasi. Ini artinya PT KCI tidak melakukan perencanaan dengan matang di kala perusahaan memiliki ragam data, mulai dari data volume penumpang, data kereta yang akan dipensiunkan, waktu peremajaan dan pengadaan,” ungkapnya melalui unggahan instagram nya, dikutip Selasa (27/3).

Dia mengatakan, harusnya dari data-data tersebut yang dijadikan tolak ukur dalam sebuah perencanaan. Dengan demikian, PT KCI tidak tergesa-gesa melakukan pengadaan kereta, bahkan sampai harus impor.

Impor KRL Bekas Jepang

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan sebanyak 10 rangkaian kereta akan dikonservasi atau dipensiunkan tahun ini. Sementara 19 rangkaian kereta lainnya akan dikonservasi pada 2024. 

"Tahun 2023 sampai 2024 ada 29 train set yang memang dijadwalkan untuk dikonservasi," ujarnya saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (28/2). 

Dia mengatakan, ada dua upaya yang menjadi pilihan perusahaan untuk mengantisipasi hal tersebut yaitu impor KRL bekas dari Jepang atau memperbarui teknologinya. 

Anne mengatakan, KAI Commuter sudah membuka diskusi dengan produsen kereta baik dari INKA, Jepang, dan Spanyol mengenai opsi memperbarui teknologi. Namun demikian, ternyata hal itu membutuhkan kajian selama satu hingga dua tahun.  Di sisi lain, kondisi penumpang KRL saat ini sudah mencapai 830 ribu per hari. Angka tersebut mendekati jumlah penumpang sebelum pandemi sebesar 1,2 juta orang. 

"Tahun ini diperkirakan jumlah penumpang KRl akan mencapai lebih dari satu juta per hari," kata Anne.  

Oleh sebab itu, KAI Commuter memilih untuk mengajukan opsi impor KRL bekas dari Jepang. Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan restu  dari pemerintah untuk melakukan impor tersebut.

Tren pengguna KRL Commuter Line meningkat sepanjang 2022.. Volume pengguna tertinggi jatuh pada periode November-Desember 2022, yang menyentuh lebih dari 800 ribu penumpang.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...