Kunjungi Cina, Luhut Bahas Kereta Cepat dan Undang Investasi IKN
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan melakukan kunjungan ke Cina dan bertemu Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRC) H.E. Zheng Shanjie. Dalam kesempatan itu, Luhut membahas mengenai kereta cepat hingga investasi Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut membahas banyak hal mulai dari progress pengerjaan Kereta Cepat Jakarta Bandung, Kawasan Industri Hijau Kaltara, Proyek GMF-BRI, Herbal Center, South-South Cooperation, Vocational Training. Luhut juga menyampaikan pesan khusus dari Presiden Joko Widodo yang megundang investor Cina untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
"Ibu Kota Nusantara yang mendapat pesan khusus dari Presiden Jokowi bahwa progressnya berjalan dengan begitu baik dan berharap pula akan mendapat dukungan dari Tiongkok," tulis Luhut dalam akun Instagramnya, Selasa (4/4),
Dia menyampaikan bahwa hingga saat ini, akumulasi Investasi Tiongkok di Indonesia telah mencapai US$ 30,8 Milliar sejak 2014 hingga 2022. Investasi ini berhasil melahirkan 15.906 proyek dan mencatatkan Tiongkok sebagai investor ke-3 terbesar di Indonesia.
"Oleh karena itu, saya menyampaikan rasa terimakasih yang begitu besar dan memastikan Indonesia akan terus melakukan berbagai perbaikan dan efisiensi, sehingga bersama-sama dengan Tiongkok kita berjuang menjadi negara maju di tahun 2045 nanti," ujarnya.
Luhut juga menyampaikan undangan kepada H.E. Zheng untuk datang ke Indonesia agar kami bisa meninjau progres proyek-proyek kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok secara langsung.
"Semoga kerjasama baik yang terjalin antara Indonesia dan Tiongkok mampu menginspirasi negara-negara berkembang dan negara maju untuk berkolaborasi mencapai tujuan pembangunan yang adil dan berkelanjutan," tuturya.
Investasi Didominasi Asing
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi pada kuartal IV-2022 mencapai Rp314,8 triliun.
Realisasi tersebut tumbuh 2,3% dibanding kuartal III-2022 (quarter-to-quarter/qtq) atau tumbuh 30,3% dibandingkan kuartal IV-2021 (year-on-year/yoy).
Adapun pada kuartal IV-2022 nilai Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp175,2 triliun, berkontribusi 55,6% terhadap total realisasi investasi.
"Ini (Indonesia) salah satu negara yang pertumbuhan PMA-nya tertinggi, di mana secara kuartalan PMA tumbuh 3,7%, tapi secara tahunan dibanding 2021 itu tumbuh 43,3%," ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).