Kereta Cepat Sukses Uji Coba 180 Km/Jam, Target Operasional 350 Km/Jam
PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC telah melakukan testing & commissioning Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB hingga kecepatan 180 km/jam pada Senin (22/5). Laju pengujian KCJB akan ditingkatkan secara bertahap hingga puncak kecepatan operasional di 350 km/jam bahkan kecepatan teknisnya mencapai 385 km/jam.
Awalnya, uji coba dilakukan dengan comprehensive inspection train (CIT) atau kereta inspeksi dengan rata-rata 60 km/jam. Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan peningkatan laju atau kecepatan pada uji coba itu akhirnya dapat dilakukan setelah seluruh persiapan awal pelaksanaan testing & commissioning berhasil diselesaikan.
"Berbagai pengetesan kesiapan sarana prasarana KCJB yang dilakukan sebelumnya sudah berjalan dengan lancar. Berdasarkan evaluasi maka mulai Senin (22/5) laju perjalanan KA cepat mulai ditambah menjadi hingga 180 km/jam," kata Dwiyana.
Dengan kecepatan tersebut, waktu tempuh kereta cepat antara Stasiun Halim, Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung hanya sekitar 50 menit saja. Nantinya kecepatan akan terus ditambah mencapai puncak kecepatan operasional di 350 km/jam bahkan hingga puncak kecepatan teknis yaitu 385 km/jam.
Untuk mencapai angka tersebut, Dwiyana mengatakan, pengoperasian CIT akan terus ditingkatkan setiap harinya. Perjalanan dengan CIT difokuskan pada pengetesan integrasi sistem sarana dan prasarana. Seluruh aspek juga akan dicek apakah fungsinya normal dan dapat dilalui KCJB dengan kecepatan tinggi.
Adapun satu rangkaian CIT atau kereta inspeksi KCJB terdiri dari delapan kereta. Fungsi berbagai kereta tersebut terdiri atas kereta satu untuk untuk kebutuhan pengujian lintasan, kereta dua untuk memeriksa sistem persinyalan dan komunikasi, serta kereta tiga untuk fungsi listrik aliran atas atau overhead catenary system (OCS).
Berikutnya, kereta empat dan tujuh untuk ruang kerja, kereta lima berfungsi sebagai restorasi, kereta enam merupakan ruang pertemuan, dan kereta delapan untuk fungsi sinyal dan pengecekan integrasi rel-roda.
"Pelaksanaan testing & commissioning KCJB akan terus dilakukan oleh KCIC bersama para kontraktor dan konsultan independen. Kecepatan akan terus ditingkatkan secara bertahap untuk memastikan seluruh sarana dan prasarana yang dibangun dalam kondisi siap dioperasikan," ujar Dwiyana.
Sementara, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pengujian kali ini semuanya berjalan dengan lancar. Menurut dia, semua sistem berfungsi dengan baik seperti kereta, rel, persinyalan, kelistrikan dan lainnya.
"Secara bertahap kecepatan perjalanan pengujian akan ditingkatkan hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya di 385 km/jam. Untuk mencapai hal tersebut peningkatan di beberapa aspek seperti pagar pengaman dan sound barrier perlu dilakukan penyempurnaan agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat saat KCJB melintas," ucap Kartika.
Kementerian BUMN mengharapkan kehadiran KCJB akan menghadirkan pusat perekonomian baru yang akan mendukung koridor antara Jakarta-Bandung. KCJB juga akan didukung oleh integrasi dengan LRT Jabodebek sehingga memiliki aksesibilitas yang baik.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung nantinya akan memiliki empat stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar, dengan total panjang lintasan 142,3 kilometer (km).
Total panjang lintasan tersebut tergolong "pendek" bila dibandingkan dengan jalur kereta cepat yang ada di negara-negara maju.
Berikut daftar negara dengan lintasan kereta cepat terpanjang di dunia sampai tahun 2020, seperti tertera dalam grafik.