Penyaluran Bansos Hampir Rampung, Harga Beras Diprediksi Turun 0,15%

Nadya Zahira
26 Juni 2023, 16:39
Petugas memberikan bantuan sosial kepada warga di Kantor Kelurahan Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023).
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.
Petugas memberikan bantuan sosial kepada warga di Kantor Kelurahan Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023).

Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat penyaluran beras Bantuan Sosial atau Bansos saat ini sudah mencapai 95% dari target penyaluran 640.000 ton. Program bansos beras tersebut bertujuan untuk menstabilkan harga beras.

"Sampai 23 Juli 2023, sudah tersalurkan 605.000 ton dari target 640.000 ton beras," ujar Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, saat ditemui di Hotel Borobudur, Senin (26/6).

Bansos beras merupakan upaya pemerintah untuk mengamankan harga beras di tingkat konsumen serta menjaga inflasi. Penyaluran bansos dalam tiga tahap selama tiga bulan kepada sasaran penerima sebanyak 21,3 juta keluarga penerima manfaat atau KPM.

Penyaluran tahap pertama telah dimulai sejak Maret 2023 dan masing-masing KPM akan menerima bantuan berupa beras 10 kilogram sebanyak tiga kali.

Musdhalifah menuturkan komoditas bahan makanan memberikan andil inflasi sehingga ketersediaan dan harganya harus dikontrol. Pada Mei, tercatat bawang merah, daging ayam, dan beras masing-masing sebesar 0,03 persen.

Lalu, ikan segar, telur, ayam ras, bawang putih, dan cabai rawit masing masing memberikan andil inflasi 0,02 persen serta tomat 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang sangat dominan memberikan andil adalah cabai merah sebesar 0,04 persen.

“Pada bulan Mei ini inflasi umum bulanan 0,09 persen utamanya didorong oleh komponen harga bergejolak yang tercatat memberikan andil inflasi totalnya 0,09 persen dan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen (mtm) atau secara tahunan tercatat 3,28 persen,” kata dia.

Pemerintah berupaya mendorong petani dalam negeri mampu memproduksi kebutuhan pangan dengan efisien dan terjangkau. Beberapa komoditas pangan dalam negeri masih mengandalkan impor seperti daging dengan porsi impor mencapai 40 persen, lalu gula konsumsi sekitar 20 persen didatangkan dari luar negeri.

Selain itu, kebutuhan bawang putih dan susu sebanyak 80 persennya masih bergantung dari luar negeri.

Reporter: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...