Stok Gula Diprediksi Anjlok Imbas El Nino, Harga Bisa Makin Melonjak
Stok gula diperkirakan akan terbatas pada 2024 imbas El Nino yang terjadi tahun ini. Kondisi itu akan berdampak kenaikan harga gula yang dibeli oleh industri.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia atau GAPMMI Adhi S. Lukman mengatakan El Nino atau musim kemarau panjang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada tahun ini. Adhi mengatakan, fenomena tersebut diprediksi akan membuat stok gula pada 2024 akan terbatas.
Dia mengatakan, negara seperti Thailand dan India bahkan sudah melaporkan bahwa produksi gulanya turun hingga 10% tahun ini. Sementara di Brazil, sebagian produksi gula digunakan menjadi bioetanol atau bahan bakar minyak berbasis tebu.
“Jadi di satu sisi ada penurunan produksi pada gula, tapi di satu sisi juga ada regulasi yang harus dilakukan terkait konversi BBM menggunakan gula itu. Ini yang harus kita antisipasi,” ujar Adhi kepada Katadata.co.id, Rabu (18/7).
Dia mengatakan, memproduksi gula tidak mudah. Pasalnya, masa tanam tebu berlangsung cukup lama antara 8 sampai 10 bulan. Jika tahun ini terjadi El Nino, maka di awal-awal tanam akan sulit tumbuh karena kekurangan air.
“Kita sangat khawatir produksinya akan turun di tahun depan, Dan saya pastikan akan ada penurunan produksi pada tahun depan, namun akan kita antisipasi,” kata dia.
Oleh sebab itu, Adhi mengatakan, industri makanan dan minuman akan mencari alternatif untuk mencari stok gula. Salah satunya dengan berinovasi mencari alternatif pengganti gula, seperti stevia, sukralosa dan lain sebagainya.
“Dengan begitu, Indonesia tidak bergantung hanya kepada gula saja,” ujarnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai yang diolah Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor gula sebanyak 6 juta ton sepanjang 2022. Volume impor gula tersebut meningkat 9,6% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.