HNI Cari Investor Layanan Lansia hingga Operasi Plastik di KEK Sanur

Tia Dwitiani Komalasari
18 Agustus 2023, 16:10
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan Dirut PP Novel Arsyad (kiri) dan Dirut Pertamina Bina Medika IHC Mira Dyah Wahyuni (kanan) saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, Kamis (6/7/2023). Pembangunan kawas
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Spt.
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan Dirut PP Novel Arsyad (kiri) dan Dirut Pertamina Bina Medika IHC Mira Dyah Wahyuni (kanan) saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, Kamis (6/7/2023). Pembangunan kawasan tersebut diharapkan selesai pada akhir 2023 dan beroperasi penuh pada awal tahun 2024.

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, PT Hotel Indonesia Natour (HIN), mengundang investor dalam dan luar negeri untuk mengembangkan fasilitas dan layanan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali. Terdapat enam kawasan layanan kesehatan di lahan seluas total 41,26 hektare itu.

"Kami optimis KEK Sanur dapat menarik minat investor ternama dari Indonesia dan berbagai negara untuk bekerja sama," kata Direktur Utama PT HIN Christine Hutabarat di Denpasar, Jumat (18/8) seperti dikutip dari Antara (18/8).

Beberapa layanan kesehatan yang akan dikerjasamakan itu di antaranya layanan estetik, operasi plastik, layanan sel punca (stem cell), dan layanan perawatan pasien lanjut usia (lansia).

Kemudian, layanan fertilitas, transplantasi rambut, mata, gigi dan berbagai layanan lain dengan didukung teknologi baru. Strategi itu juga diharapkan dapat mengakomodasi beragam kebutuhan fasilitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia.

Ia merinci,  kawasan  atau lot kesehatan satu dan dua memiliki luas 50.000 meter persegi. Pada kawasan tersebut, HIN bekerja sama dengan operator grup rumah sakit BUMN, Pertamina Bina Medika (IHC) akan membangun Bali Internasional Hospital (BIH).

Di rumah sakit internasional itu rencananya dilengkapi teknologi terbaru dengan layanan di antaranya kardiologi, onkologi, neurologi, gangguan saluran cerna (gastroentero hepatology), ortopedi, kebidanan dan kandungan serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

"Salah satu rencana besar pada lot ini adalah mendatangkan mesin teknologi terkini yang belum ada di Indonesia dan juga mendatangkan berbagai dokter ahli dari luar negeri sejalan kerja sama IHC dengan Mayo Clinic dari Amerika," katanya.

Sementara kawasan tiga memiliki luas 19.000 meter persegi. HIN  berencana menggandeng investor untuk pelayanan estetika, operasi plastik, sel punca, dan fertilitas.

Sedangkan kawasan empat memiliki luas 10.300 meter persegi. Kawasan ini di antaranya untuk pelayanan pasien lansia.

Kawasan lima memiliki luas 12.000 meter persegi. Kawasan ini diperuntukkan bagi pelayanan transplantasi rambut dan mata. 

Sementara kawasan enam seluas 12.000 meter persegi rencananya untuk pelayanan obat tradisional, sekolah keperawatan dan pusat kesehatan jiwa raga serta fasilitas pendukung lainnya.

Chritine mengatakan, kerja sama dan kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong KEK Sanur menjadi pusat layanan kesehatan dan pariwisata terpadu kelas dunia dengan fasilitas yang didukung teknologi terbaik.

Keberadaanya pun diharapkan menarik minat penduduk Indonesia untuk mengalihkan perawatan medis yang sebelumnya dilakukan di luar negeri menjadi di Bali.

"KEK Sanur ini juga diharapkan dapat memberikan berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional dan provinsi Bali," katanya.

Berdasarkan data Dewan Nasional KEK Indonesia, KEK Sanur ditargetkan mampu mengundang investasi mencapai Rp10,2 triliun dan diperkirakan menyerap sekitar 43.647 orang tenaga kerja baik langsung dan tidak langsung.

KEK Sanur diharapkan menyerap pasien yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat di KEK dengan total pasien diperkirakan mencapai 123-240 ribu orang pada 2030.

Dengan berkurangnya pasien dari Indonesia yang berobat ke luar negeri, diharapkan terjadi penghematan devisa dari WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat di KEK dengan perkiraan total Rp 86 triliun dan potensi penambahan devisa sebesar Rp 19,6 triliun diproyeksi hingga 2045.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...