ADB dan JICA Sediakan Dana Baru Rp 23 T, Bidik Infrastruktur Indonesia
Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) telah sepakat untuk meluncurkan dana baru senilai US$ 1,5 miliar atau Rp 23 triliun, Jumat (8/12). Dana tersebut bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur swasta di Asia-Pasifik.
Dana baru tersebut diberi nama Leading Asia's Private Infrastructure Fund 2 (LEAP 2) yang akan memiliki modal dari JICA. Ini akan berfungsi sebagai dana penerus LEAP.
“Saya berharap LEAP 2 dapat lebih mendorong investasi dan pinjaman terhadap energi dan infrastruktur penting lainnya di negara-negara ASEAN,” kata Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/12).
Peluncuran tersebut dilakukan seminggu menjelang pertemuan puncak antara Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Jepang dan Amerika Serikat adalah pemegang saham terbesar di ADB. Mereka menghadapi persaingan dari sarana investasi Tiongkok yang juga merupakan anggota bank tersebut.
“Saya tidak melihat perusahaan Tiongkok sebagai pesaing,” kata Suzanne Gaboury, yang mengepalai departemen operasi sektor swasta ADB.
“Jika perusahaan-perusahaan ingin menerapkan merek ADB atau persetujuan ADB, itu karena mereka tahu bahwa kami mempunyai kekuatan untuk mengadakan pertemuan, dan kami dapat mendatangkan lebih banyak lembaga keuangan.”
Dana baru ini akan mendukung proyek-proyek yang berfokus di Indonesia, India, Uzbekistan, dan Vietnam, termasuk pengurangan emisi karbon, layanan kesehatan, pendidikan, dan pertanian.
Sebelumnya, LEAP memberikan komitmen lebih dari US$ 1 miliar selama tujuh tahun dalam pembiayaan bersama di 35 proyek di 14 negara berkembang di kawasan ini.