Jadi Perdebatan Cak Imin dan RK, Besarkah Dampak Jalan Tol ke Ekonomi?

Agustiyanti
19 Desember 2023, 17:10
muhaimin iskandar, jalan tol, ridwan kamil
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (depan kanan) mengkritik dampak pembangunan jalan tol yang tak dirasakan oleh tukang becak.

Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengkritik pembangunan jalan tol yang gencar dilakukan di era Presiden Joko Widodo tak dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, di antaranya tukang becak. Kritikan ini ditanggapi oleh Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka, Ridwan Kamil.

Muhaimin menyampaikan kritikan tersebut saat berkampanye di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (18/12). Ia mengaku menerima keluhan dari tukang becak yang merasa membayarkan pajak tetapi tak menikmati jalan tol yang dibangun dari uang pajak. 

Ridwan Kamil yang menanggapi kritik Cak Imin melalui akun Instagramnya, menyebutkan tiga manfaat pembangunan jalan tol untuk tukang becak. 

  1. Kiriman sembako lebih cepat sampai tujuan melalui jalan tol sehingga harga bisa lebih murah.  Hal ini dapat berdampak pada harga makanan di warteg yang lebih terjangau bagi tukang becak.
  2. Waktu tempuh saat mudik lebih cepat melalui jalan tol. Menurut Ridwan Kamil, tukang becak yang naik bus saat mudik bisa menempuh waktu lebih cepat, misalnya 2 jam dengan menggunakan tol dibandingkan 7 jam menggunakan jalan normal. Hal ini dapat membuat tukang becak lebih bahagia
  3. Ribuan kegiatan ekonomi lain jadi lebih cepat, membuat waktu lebih untuk berkegiatan. Pertumbuhan ekonomi meningkat yang dapat juga dirasakan tukang becak. 

Dampak Ekonomi Jalan Tol 

Pembangunan jalan tol memiliki dampak yang besar terhadap ekonomi, sebagai contohnya adalah tol Trans Sumatera.

PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebelumnya pembangunan 11 ruas prioritas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) berpotensi menghasilkan output terhadap perekonomian nasional mencapai Rp 768 triliun. SMI berfungsi sebagai tangan kanan Kementerian Keuangan dalam memberikan dukunga pembiayaan pembangunan Trans Sumatera.

Adapun nilai tersebut  diperhitungan dari masa selesai konstruksi hingga tahap operasional jalan tol hingga tahun 2033. "Bisa dikatakan multiplier-nya terhadap perekonomian mencapai 1,7 kali," kata Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Sylvi J Gani pada Agustus 2011. 

Output dari JTTS yang dihitung SMI mencakup dampak yang dihasilkan dari dua tahap, yakni saat JTTS masih dalam fase konstruksi mencapai Rp 367 triliun danoutput yang diperoleh saat tol beroperasi hingga tahun 2033 Rp 401 triliun. 

Output tersebut dihasilkan dari stimulus yang digelontorkan mencapai Rp 452 triliun, terdiri dari Rp 195 triliun pada tahap konstruksi dan Rp 257 triliun pada tahap operasional. 

Sylvi mengatakan, output tersebut jika dihitung per tahun mencapai sekitar Rp 51 triliun. Nilainya juga setara sekitar 2,2% terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Sumatera tahun 2020.

Ia juga menyebut, Tol Trans Sumatera berpotensi memberi nilai tambah Rp 369 triliun. Ini terdiri atas nilai tambah saat JTTS dalam tahap konstruksi Rp 162 triliun dan saat tol sudah beroperasi hingga 12 tahun ke depan sebesar Rp 207 triliun.

Keberadaan jalan tol ini, menurut dia, juga bakal memberi dampak ekonomi terhadap sektor rumah tangga. Tol Trans Sumatera diperkirakan menyumbang Rp 119 triliun terhadap pendapatan rumah tangga. Selama tahap pembangunan, JTTS memberi tambahan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 57 triliun dan tahap operasional Rp 62 triliun.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...