Beras Impor Sebanyak 2,5 Juta Ton akan Masuk RI Sebelum April 2024
Badan Pangan Nasional atau Bapanas menargetkan dapat merealisasikan seluruh kuota impor 2024 sebelum April 2024. Ini karena pemerintah memproyeksikan panen raya padi akan terjadi mulai April 2024.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mencatat, total kuota impor tahun ini mencapai 2,5 juta ton. Sebanyak 2 juta ton merupakan kuota impor yang diberikan tahun ini, sedangkan 500.000 ton merupakan kuota impor akhir 2023 yang tiba pada Januari 2024.
Ketut berharap, seluruh kuota impor beras tiba di dalam negeri secepatnya pada Februari 2024. Beras impor dibutuhkan untuk mengatasi defisit beras yang diperkirakan mencapai 2,83 juta ton pada Januari-Februari 2024.
"Ini yang harus benar-benar dipahami bersama, bahwa beras impor ini diperlukan lantaran kami sudah mengestimasi beberapa bulan ke depan. Kalau beras impor ini tidak ada, berarti harga beras di dalam negeri akan melambung," kata Ketut di Gerbang Kementerian Pertanian, Jumat (19/1).
Bapanas mendata tingkat konsumsi bulanan beras secara nasional adalah 2,54 juta ton. Sementara itu, produksi beras pada Januari 2024 diproyeksikan hanya 930.000 ton susut 30,59% secara tahunan. Demikian pula pada Februari 2024 yang diperkirakan hanya 1,32 juta ton atau anjlok 53,68% secara tahunan.
Dengan demikian, total produksi beras Januari-Februari 2023 hanay 2,25 juta ton, sedangkan konsumsi nasional mencapai 5,08 juta ton. Di sisi lain, surplus beras sepanjang 2023 hanya 270.000 ton.
Ketut menyampaikan impor beras akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, beras akan diimpor adalah 600.000 ton dari Thailand dan Vietnam. Selain itu, menurut dia, beras akan didatangkan dari India dan Cina.
Ketut mengatakan, Perum Bulog saat ini masih melakukan bidding terkait impor beras tersebut.Harga beras impor yang diincar Bulog adalah sesuai dengan Harga Pokok Produksi beras atau Rp 5.000 per kilogram.
"Bulog sudah kami tugaskan impor beras sebesar 2 juta ton dan masuk sebelum April 2024 atau sebelum panen raya. Saat panen raya, beras impor tidak boleh masuk," ujarnya.
Ketut mengatakan, tujuan beras impor adalah memperkuat cadangan beras pemerintah sembari menunggu panen raya. Hal tersebut penting agar pemerintah dapat mengintervensi harga beras di dalam negeri.
Ia menjelaskan, harga beras di dalam negeri diatur oleh mekanisme pasar. Dengan kata lain, mayoritas cadangan beras di dalam negeri berada di tangan pedagang.
Adapun intervensi harga oleh pemerintah dilakukan dengan cara pembagian bantuan pangan. Ketut menilai strategi tersebut berhasil lantaran berhasil menekan pertumbuhan harga beras pada Mei-Juli 2023 dan pada kuartal akhir tahun lalu.
Berdasarkan data Bapanas, inflasi beras pada Mei-Juli 2023 naik kurang dari satu persen. Namun inflasi beras melonjak hingga 5,61% per September saat program bantuan pangan dihentikan pada Agustus 2023. Inflasi beras kembali melemah hingga di bawah satu persen pada November 2023 saat bantuan pangan kembali diberlakukan pada September 2023.