Data Bulog: Stok Beras Masih Terpusat di Pulau Jawa
Perum Bulog mencatat, stok beras belum sepenuhnya merata di seluruh wilayah dan masih terpusat di Pulau Jawa. Bulog saat ini memiliki cadangan beras pemerintah atau CBP mencapai 1,24 juta ton dan akan menjaga stok beras di kisaran itu selama Ramadan.
Berdasarkan paparan Bulog, ada tiga daerah dengan stok CBP terbanyak, yakni Jawa Timur yang mencapai 363.523 ton, serta Banten dan DKI Jakarta sebanyak 207.452 ton. Mayoritas provinsi di Pulau Jawa memiliki stok CBP mencapai lebih dari 100.000 ton.
Di sisi lain, menurut dia, ada sembilan daerah dengan stok CBP kurang dari 10.000 ton. Daerah dengan stok CBP terendah, yakni Bengkulu sebanyak 1.048 ton. Capaian tersebut diikuti oleh Kalimantan Tengah sejumlah 5.149 ton dan Nusa Tenggara Barat sejumlah 5.539 ton.
"Kami bisa melakukan pergerakan stok nasional dengan waktu yang relatif tidak lama atau paling lama 5-7 hari untuk bisa menjangkau seluruh Indonesia," kata Bayu dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan, Senin (4/3).
Bayu menjelaskan besarnya stok CBP di DKI Jakarta dan Jawa Timur disebabkan oleh pelabuhan yang dapat menampung beras impor dengan volume tinggi. Pelabuhan yang dimaksud adalah Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung perak di Surabaya.
Selain itu, menurut Bayu, beras impor sejumlah 400.000 ton sedang dalam perjalanan ke gudang-gudang Bulog. Stok CBP diperkirakan naik dari saat ini 1,24 juta ton menjadi 1,6 juta ton pada bulan ini.
Bayu pun mengajak pemerintah daerah untuk berpartisipasi dalam dua kegiatan Bulog dalam menjaga pasokan dan harga beras. Kedua kegiatan tersebut adalah Bulog Siaga dan Sigap Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Ia menjelaskan, Bulog Siaga dimulai sejak 20 Februari 2024 di kantor-kantor kelurahan. Kegiatan tersebut adalah penjualan beras SPHP sejumlah 1,5 sampai 4 ton per titik.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa membuat jadwal mengenai kegiatan ini selama Ramadan 2024, sehingga kami bisa memperkuat stok di masing-masing daerah," ujarnya.
Bayu mengatakan, Siaga SPHP adalah pengendalian harga di pasar dengan beras SPHP. Beras SPHP adalah beras yang disubsidi pemerintah agar dapat dijual sesuai harga eceran tertinggi.
Bayu mendata, telah ada 24.908 pengecer yang tergabung dalam kegiatan Sigap SPHP. Seluruh pengecer tersebut terdiri dari 11.086 pengecer di dalam pasar dan 13.822 pengecer di luar pasar.
- "Kami mendukung pemerintah daerah untuk melakukan verifikasi pada pengecer di dalam dan luar pasar untuk tergabung dalam kegiatan tersebut," ujarnya.