Mentan Amran Target Tambahan Beras dari Jawa Tengah hingga 1 Juta Ton

Andi M. Arief
21 Maret 2024, 18:02
Petani memanen padi di areal persawahan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (18/3/2024). Petani di daerah itu mulai melakukan panen padi perdana untuk tahun 2024 yang diharapkan mampu menurunkan harga beras di pasaran yang masih men
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Petani memanen padi di areal persawahan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (18/3/2024). Petani di daerah itu mulai melakukan panen padi perdana untuk tahun 2024 yang diharapkan mampu menurunkan harga beras di pasaran yang masih mencapai Rp15 ribu-Rp16 ribu/kg pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperkirakan dapat memperoleh tanbahan beras setidaknya 1 juta ton dari produksi di Jawa Tengah. Ini akan diperoleh dari peningkatan produksi melalui pompanisasi. 

Amran menjelaskan, telah mengidentifikasi 300 hektare lahan di Jawa Tengah dengan Indeks Pertanian atau IP 1,0. Ia berencana meningkatkan angka IP di lahan tersebut menjadi 3,0 dengan pompanisasi.

IP adalah frekuensi panen yang dapat dilakukan per tahun pada satu bidang tanah. Amran mendata, total lahan dengan IP 1,0 di Semarang mencapai 300.000 hektare.

"Kalau kami angkah IP di lahan itu menjadi 2,0 saja, bisa ada tambahan 1 juta ton beras dari Jawa Tengah. Ini potensi luar biasa," kata Amran dalam keterangan resmi, Kamis (21/3).

Amran menjelaskan, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani lantaran proses penanaman akna lebih mudah dan cepat. Pompanisasi adalah kegiatan mengairi lahan sawah kering dengan air atas tanah menggunakan pompa.

Amran berpendapat, skema pompanisasi menjadi solusi cepat untuk menangani masalah pangan saat ini. Ia berniat untuk fokus melakukan pompanisasi di Pulau Jawa.

"Luas area yang diairi dengan pompanisasi di Pulau Jawa minimal 500.000 hetare. Kami fokus di Pulau Jawa karena rentang kendalinya dekat dan 70% produksi di Pulau Jawa," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, tiga provinsi dengan luas lahan padi terbesar per April 2024 ada di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur seluas 324.807 hektare, Jawa Tengah seluas 267.564 hektare, dan Jawa Barat seluas 221.511 hektare.

Meski demikian, Amran juga menargetkan pompanisasi di luar Pulau Jawa dengan target luas pengairan 500.000 hektar. Di luar Pulau Jawa, ada dua provinsi dengan luas panen padi per April 2024 yang di atas 100.000 hektare, yakni Sulawesi Selatan seluas 169.835 hektare dan Lampung seluas 121.386 hektare.

Bapanas memproyeksikan volume produksi beras nasional pada April 2024 hampir 5 juta ton. Dengan demikian, neraca produksi beras per April 2024 diperkirakan surplus sejumlah 2,37 juta ton.

Amran menargetkan, total terdapat 2 juta hektare lahan sawah kering pada tahun ini terairi dengan pompanisasi. Dengan demikian, pemerintah mampu memperkuat ketahanan pangan secara mandiri tanpa harus bergantung pada kebijakan impor.

Perum Bulog mendata total beras impor yang akan tiba di dalam negeri pada kuartal pertama 2024 mencapai 1,4 juta ton. Sejauh ini, total beras impor yang telah dipegang Bulog mencapai 970.000 ton.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto sebelumnya mengatakan, beras impor sejumlah 450.000 ton akan tiba di dalam negeri bulan ini. Menurutnya, asal negara beras impor yang tiba pada Januari-Maret 2024 adalah Pakistan, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

"Pemerintah untuk periode impor kuartal pertama 2024 sudah kontrak 800.000 ton melalui mekanisme antara bisnis, sementara itu 100.000 ton didatangkan dengan skema antar pemerintah," kata Suyamto di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (20/3).  

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...