Mengapa Harga Bawang Masih Mahal meski Lebaran Usai?
Harga bawang merah dan bawang putih masih tinggi meski momentum Lebaran sudah berakhir. Badan Pangan Nasional atau Bapanas menjelaskan, harga bawang merah masih mahal akibat gagal panen di sejumlah daerah, sedangkan harga bawang putih dipengaruhi masalah distribusi impor.
Berdasarkan data Bapanas, rata-rata harga bawang merah secara nasional tercatat anjlok Rp 3.210 per kg menjadi Rp 40.570 pada Lebaran 2024 hari pertama. Namun, angka tersebut kini telah naik Rp 8.960 menjadi Rp 49.530 per kg hari ini, Selasa (16/4).
Tren kenaikan harga bawang merah terakhir terjadi pada kuartal terakhir 2023. Kenaikan tertinggi terjadi pada sepanjang November 2023 atau senilai Rp 5.500 per kg menjadi sekitar Rp 29.000 per kg pada akhir November 2023.
Direktur Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono mengatakan, kenaikan harga bawang merah saat ini disebabkan oleh banjir di sentra-sentra produksi. Menurutnya, bencana banjir tersebut sangat mempengaruhi produksi sentra produksi di Jawa Tengah.
"Namun, pemerintah mengirimkan bawang merah ke pasar induk di beberapa daerah dari berbagai sentra produksi lain selain Jawa Tengah. Selain untuk menambah pasokan, hal tersebut juga untuk meredam kenaikan harga," kata Maino kepada Katadata.co.id, Kamis (18/4).
Sementara itu, rata-rata nasional harga bawang putih stabil di atas Rp 43.000 per kilogram usai Idul Fitri 2024. Rata-rata nasional harga bawang putih menyentuh Rp 43.800 per kg saat Lebaran 2024 dan ada di posisi Rp 43.840 per kg hari ini, Selasa (16/4).
Maino menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh minimnya volume importasi bawang putih pada empat bulan pertama 2024. Sebab, Maino mencatat volume impor bawang putih yang terealisasi baru mencapai sekitar 15%.
Berdasarkan paparan Bapanas, pemerintah berencana mengimpor 645.025 ton bawang putih sepanjang 2024. Sementara itu, kebutuhan bawang putih tahun ini mencapai 667.958 ton dengan kebutuhan bulanan sejumlah 55.663 ton.
Dengan demikian, total bawang putih impor yang tiba di dalam negeri baru sekitar 96.753,75 ton. Maino menilai bawang putih impor yang tiba di dalam engeri seharusnya telah mencapai 30% dari kuota impor atau 193.507,5 ton.
"Menurut saya rendahnya impor bawang putih bisa karena keterlambatan penerbitan Perizinan Impor, gangguan distribusi, atau naiknya kurs Dolar Amerika Serikat. Sebab, produksi bawang putih di Cina tidak ada masalah," ujarnya.