Pabrik Bata Tutup, Asosiasi Sebut 2 Alasan Industri Alas Kaki Melemah
Asosiasi Persepatuan Indonesia atau Aprisindo berpendapat penutupan pabrik PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta, Jawa Barat karena daya saing industri alas kaki sedang melemah. Kondisi ini terjadi karena pelaku usahanya kesulitan mendatangkan bahan baku impor.
Industri alas kaki nasional kini hanya dapat bertahan dengan bertumpu pada pasar global. Pada saat yang sama, bahan baku untuk memenuhi permintaan terhambat akibat sulit mendatangkannya melalui impor sejak 2019.
Direktur Eksekutif Asprisindo Firman Bakrie mengatakan ada dua penyebab utamanya. Pertama, bea masuk tindakan pengamanan atau BMTP produk tekstil. Kedua, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
BMTP produk tekstil berlaku sejak 2019 dan berakhir pada 2022. "Dampaknya ke industri alas kaki adalah harga kain menjadi mahal," ujar Firman kepada Katadata.co.id, Senin (6/5).
Lalu, muncul Permendag baru soal barang impor. Bahan baku alas kaki yang impor mencapai lebih dari 100 pos tarif. Sebanyak 70% dari pos tarif tersebut terkena larang terbatas atau lartas maksimal.
Dengan kata lain, sekitar 70 pos tarif bahan baku industri alas kaki diwajibkan memiliki berapa persyaratan impor. Deretan syarat ini adalah persetujuan impor, laporan surveyor, persetujuan teknis, dan verifikasi kemampuan industri oleh pihak ketiga.
"Pendekatan birokrasi penanganan impor hanya akan mematikan pelaku usaha yang jujur," ujar Firman.
Pada saat yang sama, pasar sepatu di dalam negeri belum kembali normal. Kondisi ini menambah beban dan menurunkan daya saing produsen alas kaki lokal, khususnya terhadap produk impor ilegal.
Firman mengatakan pabrikan alas kaki di dalam negeri kini menagih janji pemerintah untuk menghadirkan bahan baku dengan harga kompetitif. Realiassinya menjadi penting agar industri sepatu nasional dapat bertahan dan melakukan ekspansi.
"Tanpa dukungan bahan baku yang kompetitif, sulit bagi industri alas kaki bersaing dengan produk impor ilegal," katanya.
Aprisindo menjadwalkan pertemuan dengan Bata untuk meminta penjelasan penutupan pabrik di Purwakarta. "Rencana pertemuan dengan Bata besok sore tapi belum pasti karena ada rencana dipanggil oleh Kementerian Perindustrian," ucap Firman.